SELAMAT DATANG

Selasa, 29 Oktober 2013

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF SERTA BENTUK-BENTUK DARI TEST OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF
A.    TEST OBJEKTIF
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164).
Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,  memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang mununtut proses mental yang tidak begitu tunggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip.
a.    Kelebihan Test Objektif yaitu:
  1.  Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu.
  2. Reabilitasnya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan test Essay, karena penilainnya bersifat      objektif.
  3. Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai.
  4.  Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
  5. Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu
  6. Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain.
  7. Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan.
b.    Kelemahan Test Objektif yaitu :
  1.  Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
  2. Memang test sampling yang diajukan kepada murid- murid cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menjawabnya
  3. Tidak biasa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi.
  4. Banyak memakan biaya, karena lembaran item- item test harus sebanyak jumlah pengikut test.
  5. Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.
Tes obyektif  ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain ;
1.   Salah- Benar atau True- False (T- F)
       Bentuk tes benar salah memiliki soal yang berupa statemen. Statemen tersebut dapat disusun sedemikian rupa, ada yang benar dan ada yang salah.
a.    Kelebihan S - B yaitu :
  1. Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban.
  2.  Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca.
  3. Tidak begitu sulit menentukan jawaban pengecoh.
  4. Pembuatan soal relative lebih mudah karena hanya mengarah pada 2 option jawaban.
  5. Tidak perlu membuat jawaban pengecoh                                                                                     b.   Kelemahan S - B yaitu
  1. Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda.
  2.  Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik.
  3. Tidak bisa untuk mengukur kemampuan analisa.
  4. Kurang cocok untuk soal hitungan
  5. Soal kurang bervariasi.
  6. Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah.
  7. Memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerka-nerka.
2.   Pilihan Berganda atau Multiple Choise ( M- Ch)
Tes pilihan ganda merupakan tes yang menggunakan pengertian/ pernyataan yang belum lengkap dan untuk melengkapinya maka kita harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban benar yang telah disiapkan. Tes pilihan ganda adalah bentuk test yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling tepat.
a.   Kelebihan Pilihan Berganda yaitu:
  1. Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
  2. Terstruktur dan petunjuknya jelas.
  3. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.
  4. Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
  5.  Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan perhitungan nilainya, interaktif
 b.    Kelemahan Pilihan Berganda yaitu:
  1. Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
  2. Sulit menemukan pengacau
  3. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
  4. Kurang menggambarkan sebuah proses
  5. Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas
  6. Jumlah soal harus banyak agar dapat mewakili semua materi yang telah dipelajari
  7.  Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
3.   Isian atau Completion
Tes isian terdiri dari kalimat yang dihilangkan (diberi titik-titik). Bagian yang dihilangkan ini yang diisi oleh peserta tes merupakan pengertian yang diminta agar pernyataan yang dibuat menjadi pernyataan yang benar.
a.    Kelebihan Isian atau Completion yaitu :
  1.  Sangat mudah dalam penyusunannyaLebih menghemat tempat ( menghemat kertas ).
  2.  Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini.
  3.  Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.
 b.  Kelemahan Isian atau Completion yaitu :
  1.  Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.
  2. Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan.
  3. Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal.
4.   Jawaban Singkat atau Short Answer
Bentuk tes jawaban singkat ini menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya dekemukakan dalam bentuk pertanyaan. Dengan kata lain, item tersebut berupa suatu kelimat bertanya yang dapat dijawab dengan singkat.
a.     Kelebihan Jawaban Singkat yaitu :
  1. Mudah dalam perbuatan
  2. Kemungknan menebak jawaban sangat sulit
  3. Cocok untuk soal- soal hitungan
  4. Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas
b.      Kelemahan Jawaban Singkat yaitu:
  1. Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu. 
  2. Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek.
  3. Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.
5.   Menjodohkan atau Matching
Soal menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaanya adalah pilihan ganda terdiri atas item dan option, kemudian testi tinggal memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukan kumpulan soal, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak daripada soal.
a.   Kelebihan Menjodohkan yaitu:
  1. suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.
  2. Waktu membaca dan merespon relative singkat.
  3. Mudah untuk dibuat.
  4. Mudah dalam pengoreksian.
  5. Memudahkan siswa menjawab soal karena jawaban sudah tersedia.
  6. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
b.   Kelemahan Menjodohkan yaitu:
  1. Materi soal dibatasi oleh faktor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.
  2. Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen.
  3. Terlalu banyak jawaban yang harus dipilih.
  4. Sulit mencari pasangan-pasangan yang relevan dengan soal.
  5. Hanya mengukur materi yang bersifat hapalan/recall. 
  6. Bila yang belum terjawab tinggal sedikit dapat ditebak.
B.     TEST SUBJEKTIF
Pada umumnya test subjektif berbentuk tes esai (uraian). Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan dan sebagainya.
a.    Kelebihan Test Subjektif yaitu:
  1. Mudah dipersiapkan dan disusunT
  2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan
  3. Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menysun dalam bentuk kalimat yang bagus
  4. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan carannya sendiri. 
  5. Dapat mengetahui sejauhmana peserta didik mendalami suatu masalah yang diujikan/dites.
b.    Kelemahan Test Subjektif yaitu:
  1.  Terbatasnya lingkup bahan pelajaran yang dinilai dan sulitnya mengoreksi jawaban dengan objektif (Sudjana, 2001:262)
  2. Kadar validitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui segi-mana dai pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai.
  3. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)
  4. Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oelh unsur-unsur subjektif
  5. Pemeriksaaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan individual lebih banyak dari penilai.
  6. Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
  • Bentuk-bentuk Tes Subjektif:
1.   Test Essay
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.
a.    Kelebihan Test Essay yaitu:
  1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan pendapatnya sendiri.
  2. Murid tidak dapat menerka- nerka jawaban soal.
  3. Test ini sangat cocok untuk mengukur dan mengevaluasi hasil suatu proses belajar yang kompleks yang sukar diukur dengan mempergunakan test objektif.
  4. Derajad ketepatan dan kebenaran murid dapat dilihat dari kalimat- kalimatnya.
  5. Jawaban diungkapakan dalam kata- kata dan kalimat sendiri, sehingga test ini dapat digunakan untuk melatih penyusunan kalimat dengan bahasa yang baik, benar, dan cepat.
  6.  Test ini digunakan dapat melatih peserta didik untuk memilih fakta yang relevan dengan persoalan, dan Sukar dinilai secara tepat mengorganisasikannya sehingga dapat mengungkapkan satu hasil pemikiran yang terintegrasi secara utuh.
b. Kelemahan Test Essay yaitu:
  1. Sukar dinilai secara tepat.
  2. Bahan yang diukur terlalu sedikit, sehingga agak sulit untuk mengukur penguasaan siswa terhadap keseluruhan kurikulum.
  3. Sulit mendapatkan soal yang memiliki standar nasional maupun internasional.
  4. Membutuhkan waktu memeriksa hasilnya.
2.    Test Lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
a.    Kelebihan tes lisan:
  1. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung.
  2. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
  3. Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.
b.    Kelemahan tes lisan:
  1. Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,
  2. Waktu pelaksanaan yang diperlukan




LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SLTP/SLTA

Tugas: Perencanaan Pembelajaran
                    

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia
      Perencanaan adalah suatu proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan terhadap proses yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta  situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
    Menurut Ahmad dan Ahmadi (1995:64), “Desain pembelajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan, dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.”
Menurut Akhlan dan Rahman (1997:15), perencanaan pengajaran meliputi:
a.  tujuan apa yang hendak dicapai;
b.  bahan pengajaran;
c.  proses belajar mengajar;dan
d. alat penilaian.
    Perencanaan pengajaran  meliputi keempat unsur tersebut merupakan faktor penting dalam penentuan langkah awal dalam pelaksanaan perencanaan pembelajaran di kelas. Tujuan pembelajaran yang dibuat guru sebagai standar pencapaian kompetensi dalam proses belajar mengajar. Bahan pembelajaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dan mendukung kegiatan belajar yang dilakukan guru dan siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya oleh guru dan pada pelaksanaannya guru juga mempersiapkan alat pendukung yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat.
    Menurut Akhlan dan Rahman (1997:7), karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip sebagai berikut.
  1. Mengembangkan hubungan interaksi yang baik di antara sesama manusia, dalam hal ini siswa dan guru serta personal terkait.
  2. Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada dan dimiliki oleh anak didik.
  3. Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis (menyeluruh dan tersusun rapi).
  4. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain,
  5. Didukung oleh fakta dan data yang menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
  6.  Fleksibel dan dinamis, artinya mudah disesuaikan dengan keadaan serta perkembangan ke arah yang lebih baik dan maju.
      Setiap pembelajaran didahului dengan pembuatan rencana pengajaran yang meliputi program tahunan, semester dan persiapan mengajar. Rencana pengajaran disusun berdasarkan silabus dan disesuaikan dengan kalender pendidikan yang berlaku, jadwal mata pelajaran yang berlangsung dan sarana yang tersedia. Program tahunan merupakan rencana pembelajaran selama satu tahun disusun berdasarkan kurikulum yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang berlaku.
       Perencanaan proses belajar mengajar merupakan faktor yang mendukung kondisi belajar di kelas yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar mengajar yang dilakukan oleh sekelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, maka perencanaan guru dalam implementasi proses belajar mengajar sebagai berikut.
a.    Perencanaan intruksional.
b.    Organisasi belajar.
c.    Mengarahkan anak didik.
d.    Supervisi dan pengawasan.
e.    Penelitian assesment. (Akhlan dan Rahman, 2007:16)
     Perencanaan Intruksional yaitu alat atau media yang digunakan untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar pada proses belajar mengajar di kelas. Organisasi belajar itu sendiri merupakan wadah dan fasilitas atau lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk menciptakan proses belajar mengajar di kelas.
     Guru harus menentukan tujuan pembelajaran khusus, bahan kajian, metode, sumber belajar, dan alat penilaian dalam perencanaan pengajaran. Uraian lebih rinci mengenai setiap komponen perencanaan pengajaran dapat di lihat dalam pembahasan sebagai berikut.
a.  Perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus Kompetensi
    Perumusan tujuan pembelajaran khusus atau kompetensi adalah tujuan atas kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah berperan serta dalam setiap rencana pengajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran khusus dikenal dengan istilah tujuan intruksional khusus. Tujuan pembelajaran ini dirumuskan berdasarkan tujuan kelas dan butir-butir pembelajaran yang diambil dalam unit atau tema.
b. Penentuan Bahan atau Materi Pembelajaran
    Penentuan bahan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam perencanaan pembelajaran mengacu pada bahan kajian yang tertuang dalam kurikulun KTSP dan silabus pada bagian butir pembelajaran. Bahan kajian tersebut dijabarkan dan disesuaikan dengan tujuan peningkatan keterampilan  berbahasa. Guru dapat melakukan penjabaran penyesuaian bahan kajian sesuai dengan kebutuhan dalam lingkup tujuan yang ditetapkan dalam silabus bahasa Indonesia. Materi pengajaran adalah bahan yang harus dipelajarai dan dikuasai oleh siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari kompetensi-kompetensi.
c. PenentuanMetode
     Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia antara lain: metode ceramah. diskusi, brainstorming, stimulasi, demontrasi, dan discovery- inquiry. Sedangkan Menurut Suwarna (2002:79-83), metode yang sering digunakan untuk pengajaran bahasa Indonesia diantaranya metode ceramah, demontrasi, pemecahan masalah, diskusi eksperimen, kerja kelompok sosiodrama, dan penugasan. Penjelasannya sebagai berikut.
  1. Metode ceramah adalah cara penyajian materi pembelajaran yang dilakukan guru dengan peraturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap pembelajaran.
  2. Metode tanya jawab adalah cara penyajian materi pembelajaran dalam pertanyaan yang harus diajukan baik secara dua arah maupun tiga arah.
  3. Metode demontrasi adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disetai dengan penjelasan secara lisan.
  4. Metode karya wisata adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan mengajar bahan-bahan atau sumber belajar yang ada di luar kelas.
  5. Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan ntuk dianalisis dalam usaha mencari jawaban dan penyelesaian.
  6. Metode diskusi adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan secara berkelompok untuk mempersentasekan hasil pembelajaran tersebut.
  7. Metode eksperimen adalah cara penyampaian materi pembelajaran dengan melakukan percobaan tersebut.
  8.  Metode bekerja kelompok adalah cara penyampaian materi pembelajaran dengan jalan membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok dengan tugas tertentu.
  9. Metode Sosiodrama adalah cara penyampaian materi pembelajaran dengan cara mendramatisasi suatu topik.
  10. Metode penugasan adalah cara penyajian materi pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar pembelajaran melakukan kegiatan dan melaporkan hasilnya.
Menurut Subana, dkk (2001: 196), ”Teknik ialah berbagai cara atau alat yang digunakan guru dalam kelas untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.” Metode yang umum yang sering digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran  sebagai berikut.
  1. Teknik  tanya-jawab adalah teknik pembelajaran untuk memberikan motivasi kepada siswa agar timbul keinginan dalam dirinya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau berusaha menjawab bila guru mengajukan pertanyaan.
  2. Teknik pemberian tugas merupakan teknik pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk yang telah dipersiapkan guru sehingga siswa dapat mengalami kegiatan belajar secara nyata.
  3. Teknik latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari
  4. Teknik Simulasi adalah memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menguasai suatu keterampilan melalui latihan dalam situasi tiruan.
d. Penentuan Sumber Belajar
     Penentuan sumber belajar ditentukan dalam lingkup bahan kajian, tema, dan subtema yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan guru maupun sekolah itu sendiri. Menurut Suwarno, (dalam Murni, 2007:26) mengemukakan;
” Bahan sumber belajar dapat berupa, buku pelajaran ynag diwajibkan, buku pelajaran yang pernah dipakai yang masih sesuai, buku pelengkap, buku bacaan, kamus ensiklopedia, majalah berbahasa, media cetak dan media elektronik radio, kaset, TV, vidio, lingkungan alam, sosial, budaya, dari narasumber, dan minat serta hasil karya pembelajaran”
e. Penentuan Alat atau Media Pembelajaran
     Penentuan alat atau media pelajaran untuk setiap pembelajaran bahan kajian tertentu tidak dicantumkan dalam silabus bahasa Indonesia. Guru harus memperhatikan tujuan pembelajaran atau komponen bahan kajian tertentu dalam silabus, pendekatan, metode, dan sumber. Guru dapat menentukan alat pelajaran yang paling efektif sesuai dengan keadaan dan kebutuhan seperti: buku paket, OHP, gambar, sketsa, dan sebagainya.
       Empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan pengembangan media yaitu: (1) ketersediaan sumber (media), (2) adanya tenaga, dan fasilitas, (3) keluwesan, kepraktisan, dan kebutuhan untuk waktu lama, (4) efektifitas biaya dan waktu yang lama (dalam kusnadi, 2001:28) Dich & Carry (1978).
       Secara umum media pembelajaran dapat dibagi menjadi berikut.
  1. Media Audio yaitu media penyampaian berupa suara-suara yang dapat didengar. Jenis media audio yang dapat digunakan di dalam kelas adalah berbagai jenis alat rekaman seperti tape, rekorder, cassette, dan radio.
  2. Media Visual yaitu media yang hanya dapat dipandang karena cara penggunaan media tersebut melalui pandangan/ pengelihatan mata.
  3. Dalam pembelajaran banyak media yang biasa digunakan baik audio maupun visual yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, seorang guru harus terampil dalam memilih dan  menggunakan media pembelajaran.
f. Penentuan Penilaian atau Evaluasi
        Penentuan penilaian pada silabus bahasa Indonesia berdasarkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan kebutuhan, dan perencanaan pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran di kelas akan lebih (efesien dan efektif). Proses analisis terhadap tujuan pembelajaran bahasa Indonesia baik meteri, dan bentuk evaluasi  yang akan diberikan kepada siswa  akan membantu siswa mengetahui kemampuannya dalam memperoleh materi.
B. Langkah-langkah Guru dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Komponen RPP meliputi sebagai berikut.
a)  Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester/tingkatan, program, mata pelajaran atau tema pelajaran, dan jumlah aktivitas pembelajaran.
b)  Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, siskap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas/semester pada suatu mata pelajaran.
c)  Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kmpetensi dalam suatu pelajaran.
d)  Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
e)  Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dari hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f)  Materi ajar
Materi ajar memuat fakta. Konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g)  Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar.
h)  Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yag telah ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran meliputi sebagai berikut.
(a)   Kegiatan awal
Kegiatan awal merupakan awal suatu pertemuan pembelajaran yang ditunjukan untuik membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
(b)  Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memantang dan lainnya.
(c)  Kegiatan akhir
Kegiatan akhir merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, umpan balik, atau tindak lanjut.

i) Sumber belajar
Sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi.
j) Penilaian hasil belajar
Prosedur penilaian disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian.

Langkah-langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
  1.  Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam     pembelajaran.
  2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar  yang terdapat dalam unit tersebut.
  3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
  4. Tentukanalokasiwaktu yang diperlukanuntukmencapai indikator tersebut.
  5.  Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingindicapai dalam pembelajaran tersebut.
  6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
  7.  Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
  8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
  9. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2 (dua) jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/ jenis materi pembelajaran.
  10. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.
  11. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrument penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrument penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrument penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan atau kunci jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
          Prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (PERMENDIKNAS NO.19 TAHUN 2005) sebagai berikut.
  • Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
  • Mendorong partisipasi peserta didik.
  • Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
  • Memberi umpan balik dan tindak lanjut.
  • Keterkaitan dan keterpaduan.
  • Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
         Persiapan atau perencanaan lebih ditekankan pada persiapan atau prencanaan akademis. Beberapa kegiatan penting yang perlu dilakukan pada tahapan ini:
  • guru mengecek atau membuat silabus;
  • guru menentukan tujuan pembelajaran;
  • guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);
  • guru memilih model intruksi yang dipakai dan lain bantu pengajaran lain yang  relevan;
  • guru menentukan cara penilaian atau evaluasi yang akan dipakai untuk mengetahui   kemajuan belajar siswa;
  • guru menentukan kapan pengajaran dimulai dan dimana pengajaran itu dilaksanakan;
  • menentukan buku bacaan wajib dan pilihan; dan
  • guru membuat ringkasan informasi pelajaran yang dituliskan dua atau tiga halaman dan dibagikan kepada siswa, agar semua yang disampaikan atau dijelaskan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa. (PERMENDIKNAS NO. 19 TAHUN 2005)
      Disamping mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis tersebut, pengajar perlu melakukan persiapan akademis dalam arti bahwa ia juga harus belajar dan menguasai apa yang akan diajarkan. Bila pengajar khawatir lupa atau  bahan ajar yang diberikan itu tidak sistematis, maka pengajar tersebut harus membuat catatan yang berupa ringkasan bahan ajar atau sekedar garis-garis besar dari apa yang akan diberikan.


Analisis drama

Tugas:

KAJIAN PROSA FIKSI
(MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM DRAMA “UNTUK CINTA”)



OLEH:
NAMA               : ADE LIANA
STAMBUK        : A1D1 11 048
KELAS             : B (GENAP)
                                                          PRODI              : PBSID

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DRAMA
      Seperti karya sastra lain, drama juga memiliki unsur-unsur pembangun drama. Unsur-unsur drama meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
A.    Unsur Intrinsik Drama
     Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drana berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud yaitu: 1) tema, 2) alur, 3)tokoh, 4) latar, 5) petunjuk laku, 6) teknik dialog, 7) amanat.
1.    Tema
      Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya  Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik.
     Jika dikaitkan dengan dunia pengarang, tema adalah pokok pikiran didalam dunia pengarang. Setiap karya sastra (fiksi) telah mengandung atau menawarkan tema. Tema mengikat pengembangan cerita. Tema juga sebagai premis artinya rumusan inti sari yang merupakan landasan untuk menentukan tujuan dan arah cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995), tema dibagi dua, yaitu tema mayor ( tema pokok cerita yang menjadi dasar karya sastra itu) dan tema minor (tema tambahan yang menguatkan tema mayor).
2.    Plot atau alur
       Menurut Sudjarwadi (2005), plot atau alur dalam drama tidak jauh berbeda dengan plot atau alur dalam prosa fiksi. Dalam drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan:
  1.1 Pengenalan
       Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
 1.2 Pertikaian   
       Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok. 
1.3 Puncak,
      Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga  menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran  ingin mengetahui  penyelesaiannya.
1.4 Penyelesaian
      Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan.  Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong  penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
      Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya: (Hariyanto, 2000:39), dikenal adanya plot terbuka dan plot tertutup. Di dalam plot tertutup, pengarang memberikan kesimpulan cerita kepada pembacanya, atau penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau diakhiri secara jelas. Sedangkan dalam plot terbuka, cerita sering dan biasanya berakhir pada klimaks dan pembaca dibiarkan untuk menentukan apa yang diduga mungkin akan menjadi penyelesaian cerita: akhir cerita dibiarkan menggantung atau hangat.
    Jika ditinjau dari segi criteria jumlah atau kuantitasnya, di kenal adanya plot tunggal dan plot jamak (Hariyanto, 2000:39). Suatu cerita dikatakan berplot tunggal, apabila cerita tersebut hanya memiliki atau mengandung sebuah plot dan plot itu bersifat primer atau utama. Plot tunggal biasanya terdapat pada cerpen pada umumnya. Dalam plot ini biasanya cerita hanya menmpilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut. Sedangkan dikatakan berplot jamak apabila cerita tersebut memiliki lebih dari satu plot. Dalam plot ini biasanya cerita hanya menampilkan lebih dari satu tokoh protagonist.
    Berdasarkan kriteria urutan waktu: (Hariyanto, 2000:39) alur dibedakan atas: alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Yaitu alur yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan.. Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tahap tengah dan baru kemudian tahap awalnya. Sedangkan Alur campuran merupakan hasil paduan dari maju dan mundur.
3.    Tokoh dan Penokohan
a.    Tokoh
     Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh aluir tidak akan sampai pada bagian akhir cerita.
    Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakkan alur, yaitu:
  1. Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Tokoh sentral merupakan pusat cerita.
  2. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  3. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
Diliht dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
  1. Tokoh protagonis merupaka tokoh yang memperjungkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki  watak yang baik.
  2. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang jelek. (ingat, tokoh antagnis belum tentu jahat)
        Di lihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh di bagi menjadi:
  1. Tokoh utama adalah toko yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh tambahan adalah toko ynag hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
b. Penokohan
    Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pendangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu:
  1. Dialog tokoh,
  2. Penjelasan tokoh
  3. Penggambaran fisik
      Ada dua jenis penokohan, yaitu:
  1. Secara langsung atau deskriptif analitik, dimana pengarang langsung melukiskan atau menybutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh , bagaimana cirri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dsb.
  2. Secara tidak langsung/ dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan tokoh sentral
4.     Latar/Setting
      Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau crita drama harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberj\hasilan dan keindahan struktur drama. Penggunaan latar yang berhasil juga menentukan keberhasilan suatu karya drama. Penyaji latar yang tepat dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan carita. Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat, termasuk di dalamnya aspek waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar mendukung dan menguatkan tindakan tokoh-tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995).
Fungsi latar yaitu:
  1. menggambarkan situasi
  2. proyeksi keadaan batin para tokoh cerita
  3. menjadi metafor keadaan emosional dan spiritual tokoh cerita
  4. menciptakan suasana
       Latar memberikan pijakan cerita secara kongkrit dan jelas, dan sangat penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada. (Staton, 1965).
Secara umum latar dibagi dalam:
a.    Latar Tempat
     Latar tempat ialah tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat mungkin latar tempat sebuah karya fiksi terdapat di dalam ruangan dan tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan. Di jalanan atau di sebuah kota misalnya.
b.    Latar Waktu
      Latar waktu ialah waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, Natal, tahun baru dan sebagainya yang pada akhirnya juga akan mengacu kepada waktu seperti tanggal dan bulan tergantung latar tempat dalam cerita. Misalnya tahun baru di Indonesia identik dengan 1 Januari, namun di Arab tahun baru lebih identik pada 1 Muharram.
c.    Latar Suasana
      Latar yang mencakup latar suasana, apakah sedih, bahagia dan lainnya, sosial budaya adalah yang menujukan suasana empati sosial dan lainnya, sedangkan suasana batiniah dan suasana alamiah adalah suasana yang mewakili perasaan atau isi hati.
5.    Petunjuk Laku
    Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku).
6.    Teknik Dialog   
      Menurut Akhmad Saliman (1996 : 98) dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
     Ada dua macam tenik dialog, yaitu monolog dan konversi (percakapan). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang diucapakan pemeran utama dalam sandiwara.Epilog berarti bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud karya drama tersebut.   
7.    Amanat
     Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin dinyatakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.
Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk di mengerti dan di terima orang lain yang digagas atau ditujunya.Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama.
      Amanat di dalam drama ada yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya pentonton yang profesional saja yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
      Amanat terbagi dua yakni pesan religius/keagamaan dan pesan kritik sosial.
1.    Pesan Religius/Keagamaan
      Pesan religius/keagamaan menyatakan pesan keagamaan dari sesuatu sesuai dengan aturan agama yang ada. Unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri.  Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. 
Istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi, sedangkan religius bersifat lebih mendalam dan lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi (Mangunwijaya, 1982:11-12).
2.    Pesan Kritik Sosial
      Pesan kritik sosial yakni pesan berupa kritik sosial di mana pengarang memberikan kritikan atas kehidupan sosial di lingkungan tertentu. Sastra yang mengandung pesan kritik dapat juga disebut sebagai sastra kritik yang biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
B.    Unsur Ekstrinsik Drama
     Menurut  Tjahyono (1985), unsur ekstrinsik karya sastra adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya sastra, namun amat mempengaruhi karya sastra tersebut. Misalnya faktor-faktor sosial politik saat karya tersebut diciptakan, faktor ekonomi, faktor latar belakang kehidupan pengarang, dan sebagainya. Mengutip pernyataan Wellek dan Warren, Tjahyono menjelaskan pengkajian terhadap unsur ekstrinsik karya sastra mencakup empat hal. Salah satunya adalah mengkaji hubungan sastra dengan aspek-aspek politik, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Bahwa situasi sosial politik ataupun realita budaya tertentu akan sangat berpengaruh terhadap karya sastra tersebut.
   Uekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang mempengaruhi bagun sebuah cerita. Oleh karena itu, unsur esktrinsik karya sastra harus tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik pun terdiri atas beberapa unsur. Menurut Wellek & Warren (1956), bagian yang termasuk unsur ekstrinsik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya.
  2. Keadaan psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca, maupun penerapan prinsip psikologis dalam karya.
  3. Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
  4. Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
        Dengan demikian, unsur ekstrinsik tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bangunan karya sastra. Unsur ekatrinsik memberikan warna dan rasa terhadap karya sastra yang pada akhirnya dapat diinterpretasikan sebagai makna. Unsur-unsur ektrinsik yang mempengaruhi karya dapat juga dijadikan potret realitas objektif pada saat karya tersebut lahir. Sehingga, kita sebagai pembaca dapat memahami keadaan masyarakat dan suasana psikologis pengarang pada saat itu.

C.    Naskah Drama:

UNTUK CINTA

Bulan bersinar terang menggantikan cahaya mentari, sementara itu seseorang di sebuah kamar..
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
Shelvy : (memeluk mama). Iya ma, Shelvy sayang sama mama.
Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)
Shelvy : (melamun) Mama, Shelvy sudah tahu semuanya. Tetapi satu hal yang tidak diketahui Mama tentang masalahku, itu karena Shelvy sayang mama. Shelvy gak mau nyusahin mama..
BABAK II
Kicau burung mulai menyambut sang mentari. Itulah yang membuat hidup Shelvy menjadi berarti. Kehidupan di dunia ini harus ditaklukkan.
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
Nesya : Vy, Za, setelah makan kita kerjain tugas Bahasa Indonesia yuk!
Shelvy : Oh, tugas yang tadi itu? Oke de—uhuk.. uhuk..! (batuk darah)
Nesya : Kamu nggak apa-apa, kan, Vy? (memegang bahu Shelvy)
Shelvy : Oh, nggak! (melamun) aku harus periksa ke dokter tanpa ada yang tahu, termasuk Rezza dan Nesya.
Rezza : Shelvy, kamu sakit? (menatap Shelvy penuh perhatian)
Shelvy : Gak, Za, nggak apa-apa. Tadi keselek aja. Oiya, Za, Nes, Shelvy harus pulang. Mama harus check up ke dokter Maria dan Shelvy harus nemenin mama. Duluan ya.. (langsung berdiri dan pergi)
Rezza & Nesya : Lho, tapi.. (bingung)
BABAK III
Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria.
Tok.. tok.. tok..
Dokter Maria : Silakan masuk. Eh Shelvy.. ada apa dengan mamamu, jangtungnya kambuh lagi?
Shelvy : Enggak, Dok. Tapi Shelvy udah lama, kira-kira 6 bulan ini Shelvy sering sekali batuk darah, terus sering pusing. Kira-kira saya kenapa ya, dok?
Dokter Maria : Hmm.. mungkin saya perlu cek kamu di lab, Shelvy. Ayo. (berdiri mengantar Shelvy ke lab)
Dokter Maria langsung memeriksa Shelvy di laboratorium. Setelah sekitar 20 menit..
Dokter Maria : Sebelumnya dokter minta maaf. Shelvy sepertinya menderita leukemia stadium 3.
Shelvy : (shock) ya ampun.. lalu, saya punya waktu berapa lama lagi, dok?
Dokter Maria : Kira-kira dua bulan. Ini hasil labnya.
Shelvy : Ehm.. Shelvy minta tolong dokter jangan beritahu siapa-siapa tentang hal ini, termasuk keluarga Shelvy.
Dokter Maria : Tapi kenapa?
Shelvy : Shelvy minta tolong banget, dok!
Dokter Maria : Ya sudah, saya tidak akan beritahu. Kamu yang kuat ya.
Shelvy : Ya. Terima kasih banyak ya, dok. (menyalami dokter Maria dan pergi)
BABAK IV
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy.
Tante Dian : Apa yang dikatakan Mas Suryo itu bener, mbakyu. Mas Andre sudah memilih wanita lain, siapa itu? Si Melly, yang juga punya anak gendut jelek. Toh, masih mending mbakyu! Kalau sampai Shelvy tahu dia punya saudara tiri di kampus yang sama, aku nggak tau apa yang akan dilakukan Shelvy.
Om Suryo : Sudahlah Dian, percuma. Mbakyu nggak mungkin dengerin kita. Mbakyu lebih memilih cintanya yang besar pada Andre. Lebih baik kita pergi.
Mama Rita : Tunggu, kalian jangan pergi! Semenjak papa dan mama meninggal, mereka sudah menitipkan warisan hartanya kepada kita, termasuk Andre, karena memang kita berempatlah yang mereka miliki. Itulah alasan kenapa mbakyumu bersikukuh mempertahankan rumah tangga ini. Dan juga Shelvy tentunya. Maafkan Mbak Rita. Tapi kalau memang cerai adalah keputusan terbaik menurut kalian, aku akan menuruti.
(Tiba-tiba Shelvy masuk)
Shelvy : Jadi, selama ini mama membohongi Shelvy ya? (dingin dan agak nyaring) cukup ma, Shelvy udah cukup menderita (berjalan masuk kamar)
Mama Rita : Tapi Shelvy.. dengerin mama dulu, nak.. Shelvy!
Tante Dian : Sudah, mbakyu. Biarin aja, nanti dia pasti mengerti. Yang pasti, semua keputusan di tangan mbakyu. Kami pamit pulang dulu ya. (berdiri dan pergi)
(Mama Rita hanya terpaku)

BABAK V
Keesokan harinya di kampus, Shelvy memikirkan apa yang terjadi kemarin.
Shelvy : (bergumam) Dua bulan.. waktu yang begitu singkat untuk hal serumit ini. Apa yang harus aku lakukan? Masalah mama dan papa, Rezza dan Nesya? Rezza, yang sudah 2 tahun bersamaku, juga Nesya, sahabatku sejak kecil..
Nesya : Ehemm.. duh, enak nih ngelamun di siang-siang bolong gini!
Shelvy : Huft.. apaan sih, ngaco! Eh Nes, kamu mau nggak bantuin aku, masalah mama-papaku? Ayo ikut aku! (menarik tangan Nesya)
Nesya : Lho, ikut kemana, Vy? (bingung)
Shelvy : Udah ikut aja, deh pokoknya!
Shelvy dan Nesya mancari-cari Nancy, anak dari Tante Melly, selingkuhan papanya Shelvy. Sejam kemudian mereka menemukannya.
Shelvy : Nancy, ya? Kenalin, aku Shelvy, dan ini Nesya (berjabat tangan) Kami mau tanya.
Nancy : Iya.. oh, tanya aja gak apa-apa.
Setelah lama mereka bercerita dan mencari solusi, Nancy akhirnya mengajak Shelvy dan Nesya ke rumahnya. Ternyata papanya Shelvy benar ada di sana. Di rumah, mereka bertemu dengan Mama Melly.
Mama Melly : Nancy! (terkejut) Siapa mereka?
Nancy : Mereka ini temennya Nancy, ma! Om Andre di mana? Ternyata dia bukan cuma sahabat mama, ya? (dengan nada menyelidik)
Mama Melly : Nancy, kenapa kamu ngomong gitu? Denger ya, mama mau jelasin semuanya.
Nesya : Lebih baik Tante Melly nggak usah jelasin, semua udah jelas.
Mama Melly : Tapi kalian salah paham. Tolong beri saya waktu untuk menjelaskannya.
Shelvy : Baik, silakan.
Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya. Tiba-tiba saja..
Papa Andre : Asslamualaikum.. lho, Shelvy, kok kamu di sini? (kaget)
Mama Melly : Walaikumsalam. Iya, Ndre. Sudah saatnya kamu pulang, kasihan Shelvy.
Shelvy : Iya, Pa. Ayo pulang, mama udah nungguin! (tersenyum pada papanya)
Papa Andre : Ya, nak, tapi… baiklah. Papa akan pulang. Melly, terimakasih kamu sudah membantuku.
Mama Melly : Ah.. nggak masalah, kita kan sahabat. (tersenyum simpul)
BABAK VI
Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah Mama Melly. Malam harinya di rumah Shelvy…
Papa Andre : Assalamualaikum, Rita.
Mama Rita : Kok kedengaran seperti Andre… oh, walaikumsalam. Mas Andre, Shelvy, Nesya.. (setengah tak percaya)
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda. Nesya mau pamit.
Nesya : Iya, om, tante. Nesya pamit pulang dulu ya. Vy, aku pulang ya. (melambaikan tangan)
Shelvy : Iya, makasih ya, Nes. Hati-hati.
BABAK VII
Keesokan harinya, setelah selesai ujian, Rezza mengajak Shelvy bertemu dengan mamanya. Sesampai di rumah, Rezza langsung memanggil mamanya.
Rezza : Mama.. kenalin, ini Shelvy.
Shelvy : Senang ketemu tante (menjabat tangan Mama Tutik)
Mama Tutik : Tante juga seneng punya calon menantu seperti kamu.
Rezza : Oh iya, Ma. Jangan lupa dateng, besok Rezza sama Shelvy wisuda.
Mama Tutik : Iya, iya.. mama datang. Sebentar ya, mama ke belakang dulu bersih-bersih kamarmu itu lho. Biasa, Shelvy, Rezza itu selalu berantakan!
Shelvy : (tersenyum manis) Mamamu lucu, ya. Mm, Rezza, aku mau ngomong sesuatu.
Rezza : Ngomong apa sih, Shel?
Shelvy : Rez, aku mikirin Nesya. Menurutmu Nesya itu gimana, sih?
Rezza : Nesya itu baik, cakep, pengertian, semua cowok pasti mau sama dia! Tadi kamu mau ngomong apa?
Shelvy : Rez, sebenernya aku pengin kamu sama Nesya.
Rezza : Apa??! (terperanjat) Kenapa kamu ngomong kaya gitu?
Shelvy : Waktuku tinggal beberapa hari lagi karena leukemia yang aku derita. Mungkin kamu nyesel pacaran sama aku. Aku minta maaf ya, Rez.
Rezza : Kamu ngomong apa, sih? Enggak, aku sama sekali nggak nyesel, justru aku makin sayang sama kamu, seharusnya aku yang minta maaf karena nggak pernah merhatiin kamu.
Shelvy : Kamu nggak ngerti keadaannya, Rez. Kamu harus sama Nesya..
Rezza : Keadaan apa? Shel, Nesya bisa dapetin yang lebih baik daripada aku. Aku akan tetap sama kamu, Shelvy.
Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
Shelvy akhirnya pulang. Semenjak itu, Shelvy dan Rezza tak pernah bertemu lagi. Shelvy mengurung diri di kamarnya, tidak mau makan ataupun minum. Hawa menjadi semakin dingin. Apa yang terjadi?
BABAK VIII
Beberapa hari kemudian, Nesya tampak berlari ke arah Rezza yang sedang berdiri di depan majalah dinding.
Nesya : Rezza !!
Rezza : Nesya? Ada apa? Kenapa keburu-buru?
Nesya : (masih ngos-ngosan) Shelvy, Rez..
Rezza : (kaget) ada apa dengan Shelvy?!
Nesya : Shelvy masuk Rumah Sakit. Dia kambuh dan sekarang lagi diperiksa. Aku ke sini memberitahu kamu.
Rezza : Kalo begitu, ayo sekarang beragkat!
Sesampai di Rumah Sakit Sejahtera, sudah ada Papa Andre dan Mama Rita. Mereka menemui Dokter Maria.
Papa Andre : Bagaimana Shelvy, dok?
Dokter Maria : Maaf, Pak Andre, hanya ini yang bisa kami lakukan. Waktunya tak bisa lebih lama lagi..
Rezza : Nggak mungkin!
Rezza menerobos masuk ke ruang UGD, diikuti orang tua Shelvy, Nesya dan Budhe Retno, yaitu budhenya Nesya yang merawat Nesya sejak kecil.
Rezza : Shelvy!
Shelvy : Rezza.. maafkan aku ya, Ma, Pa, Nesya, Budhe. Ma, Pa, waktuku nggak banyak lagi. Aku cuma pengen Mama dan Papa mengangkat Nesya menjadi penggantiku. Nggak apa-apa kan, Budhe?
Budhe Retno : Aduh nak Shelvy.. nggak usah kayak gitu tho.. Nesya kan cuma temennya Shelvy..
Shelvy : Nesya udah aku anggep saudara sendiri, Budhe.. gimana, Ma, Pa?
Mama Rita : Iya, Shel, kami pasti akan mengabulkan permintaanmu. Nesya kan sudah sangat kenal dengan kita.
Budhe Retno : Aduh.. merepotkan Dik Rita dan Dik Andre ini jadinya.. Ya sudah, Nesya pasti juga senang tinggal sama Shelvy. Terima kasih ya Dik.. (tersenyum haru)
Papa Andre : Iya, Mbak Retno. Sama-sama.. kami nggak kerepotan kok..
Nesya : Tante, Om.. terimakasih banyak karena sudah menerima Nesya. (tersenyum bahagia). Vy, kamu emang yang terbaik. Tapi jangan tinggalin kami secepat itu, Vy..
Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
Rezza : SHELVY …. !! (berteriak kencang)
“Cahaya itu telah mati. Pandanganku gelap, mimpi yang hanya sekelebat itu sekarang menelanku. Hawa dingin akan terus berhembus.. terus.. terus..”
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.

SELESAI.....

D.   ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK DRAMA “UNTUK CINTA”

a.    Unsur Intrinsik

1.    Tema

a.  Tema Bawahan
  •  Kasih sayang seorang ibu
”...Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
Shelvy : (memeluk mama). Iya ma, Shelvy sayang sama mama.
Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)...”
  • Kebehongan
“…Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria...”
  • Kesalahpahaman
”...Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya...”

b.  Tema Mayor (Pokok)
     Tema pokok dalam drama “Untuk Cinta” yaitu Permintaan Terakhir Shelvy. Hal itu dapat terlihat dalam kutipan drama berikut:
“…Shelvy : Rezza.. maafkan aku ya, Ma, Pa, Nesya, Budhe. Ma, Pa, waktuku nggak banyak lagi. Aku cuma pengen Mama dan Papa mengangkat Nesya menjadi penggantiku. Nggak apa-apa kan, Budhe?
Budhe Retno : Aduh nak Shelvy.. nggak usah kayak gitu tho.. Nesya kan cuma temennya Shelvy..
Shelvy : Nesya udah aku anggep saudara sendiri, Budhe.. gimana, Ma, Pa?
Mama Rita : Iya, Shel, kami pasti akan mengabulkan permintaanmu. Nesya kan sudah sangat kenal dengan kita.
Budhe Retno : Aduh.. merepotkan Dik Rita dan Dik Andre ini jadinya.. Ya sudah, Nesya pasti juga senang tinggal sama Shelvy. Terima kasih ya Dik.. (tersenyum haru)
Papa Andre : Iya, Mbak Retno. Sama-sama.. kami nggak kerepotan kok..
Nesya : Tante, Om.. terimakasih banyak karena sudah menerima Nesya. (tersenyum bahagia). Vy, kamu emang yang terbaik. Tapi jangan tinggalin kami secepat itu, Vy..
Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
Rezza : SHELVY …. !! (berteriak kencang)
“Cahaya itu telah mati. Pandanganku gelap, mimpi yang hanya sekelebat itu sekarang menelanku. Hawa dingin akan terus berhembus.. terus.. terus..”
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.”

2.    Alur dan Plot
a.   Alur yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” adalah:
  1. Jika di tinjau dari pengarang mengakhiri cerita, alur cerita diakhiri dengan plot tertutup. Karena pada akhir cerita pengarang sudah memberikan kesimpulan kepada pembaca/ penonton. Dimana, pada akhir cerita tokoh Shelvy tersenyum bahagia di atas sana karena semua permintaannya sudah dikabulkan oleh orang-orang yang dia sayangi.
  2. Jika diamati dari suasana hati atau nasib tokoh, pada akhitr cerita  menggambarkan alur berakhir bahagia (happy ending), karena pada akhir cerita tokoh Shelvy tersenyum bahagia di atas sana, sebab dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya.
  3. Berdasarkan criteria urutan waktu, drama “Untuk Cinta” menggunakan alur maju. Karena bergerak urut dari awal hingga akhir dialog. Alur drama tersebut di mulai dari depan atau  awal, yaitu sejak Shelvy masih hidup sampai Shelvy menghembuskan nafas terakhirnya.
  4. Dari segi criteria jumlah atau kuantitasnya, dalam drama “Untuk Cinta” yaitu berplot tunggal, karena dalam cerita hanya menceritakan kisah atau konflik seorang tokoh yang bernama Shelvy.
b.   Plot
  • Tahapan Pengenalan
Bulan bersinar terang menggantikan cahaya mentari, sementara itu seseorang di sebuah kamar..
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)...
  • Tahap Pertikaian
          Tahap Pertikaian dalam drama tersebut:
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy.
Tante Dian : Apa yang dikatakan Mas Suryo itu bener, mbakyu. Mas Andre sudah memilih wanita lain, siapa itu? Si Melly, yang juga punya anak gendut jelek. Toh, masih mending mbakyu! Kalau sampai Shelvy tahu dia punya saudara tiri di kampus yang sama, aku nggak tau apa yang akan dilakukan Shelvy...
  • Tahap Puncak
          Tahap Puncak dalam drama tersebut:
(Tiba-tiba Shelvy masuk)
Shelvy : Jadi, selama ini mama membohongi Shelvy ya? (dingin dan agak nyaring) cukup ma, Shelvy udah cukup menderita (berjalan masuk kamar)
Mama Rita : Tapi Shelvy.. dengerin mama dulu, nak.. Shelvy!
Tante Dian : Sudah, mbakyu. Biarin aja, nanti dia pasti mengerti. Yang pasti, semua keputusan di tangan mbakyu. Kami pamit pulang dulu ya. (berdiri dan pergi)
(Mama Rita hanya terpaku)
  • Tahap Penyelesaian
         Tahap penyelesaian drama tersebut yaitu:
Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah. Mama Melly. Malam harinya di rumah Shelvy…
Papa Andre : Assalamualaikum, Rita.
Mama Rita : Kok kedengaran seperti Andre… oh, walaikumsalam.
Mas Andre, Shelvy, Nesya.. (setengah tak percaya)
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda.

3.    Tokoh dan Penokohan
a.    Tokoh
       Tokoh yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” yaitu :
  1. Shelvy
  2. Mama Rita
  3. Nesya
  4. Reza
  5. Papa Andre
  6. Dokter Maria
  7. Tante Dian
  8. Om Suryo
  9. Nancy
  10. Mama Meli
  11. Mama Tutik
  12. Budhe Retno
  • Tokoh utamanya, yaitu Shelvy. Karena Shelvy merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,   baik sebagai pelaku kejadian, maupun di kenai kejadian
  • Tokoh tambahannya, yaitu Dokter Maria, Tante Dian, Om Suryo, Nancy, Mama Meli, Mama Tutik, dan Budhe Retno. Karena mreka merupakan Tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita, atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung, dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
  • Tokoh protagonis, yaitu Shelvy. Karena ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun sebuah cerita.
  • Tokoh antagonis, yaitu Reza. Karena ia merupakan tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis
  • Tokoh sederhana, yaitu Mama Rita. Karena ia merupakan tokoh yang memiliki sifat yang baik dari awal hingga akhir cerita.
  • Tokoh datarnya, yaitu Nesya. Karena ia merupakan tokoh yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukkan sikap kebaikannya
  • Tokoh berkembangnya, yaitu Shelfy. Ia merupakan tokoh yang cenderung menjadi tokioh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sifat, watak dan tingkah lakunya itu juga di mungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagai sisi kejiwaannya.
  • Tokoh Sentralnya, yaitu Shelfy. Karena ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakkan alur cerita.
  • Tokoh bawahannya, yaitu Papa Andre. Karena ia merupakan tokoh yang begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur.
  • Tokoh latarnya, yaitu Dokter Maria, Tante Dian, Om Suryo, Nancy, Mama Meli, Mama Tutik, dan Budhe Retno. Karena mereka merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pngembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar.
b.    Analisis Penokohan
       Penokohan yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” menggunakan pelukisan secara langsung, yang masing-masing dapat di bagi sebagai berikut:
  • Shelvy, merupakan tokoh yang  tegar. Ia berusaha menyembunyikan penyakit yang di deritanya dari orang-orang yang dia sayangi, karena Shelvy tidak Ingin mereka sedih setelah mengetahui penyakit yang di deritanya.
  • Mama Rita, merupakan seorang ibu yang sangat baik. Ia selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada putrinya (Shelvy). Ia akan melakukan apapun demi kebahagian keluarganya.
  • Nesya, merupakan sahabat Shelvy dari kecil. Ia sangat baik dan selalu membantu Shelvy ketika Shelvy membutuhkan bantuannya. Ia selalu ada di samping Shelvy, baik Shelvy dalam keadaan senang maupun sedih.
  • Rezza, merupakan pacar Shelvy. Ia sangat menyayangi Shelvy dan juga selalu ada di samping Shelvy, baik SHelvy dalam keadaan senang maupun sedih.
  • Papa Andre, merupakan seorang ayah yang baik. Ia sangat menyayangi putrinya. Ia akan melakukan apa saja demi kebahagiaan putrinya termasuk menuruti permintaan putrinya supaya ia pulang ke rumah dan juga mengangkat Nesya sebagai anaknya.
  • Tante Dian dan Om Suryo, merupakan tokoh yang egois dan suka memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
  • Mama Melly, merupakan sahabat dari papa Andre. Ia sangat baik karena mau menolong dan memperbolehkan papa Andre tinggal di rumahnya
  • Nancy, merupakan anak dari mama Melly. Ia juga orangnya baik karena mau membantu Shelvy bertemu dengan papanya.
  • Dokter Maria, merupakan dokter yang baik. Dia yang merawat dan memeriksa Shelvy sejak Shelvy sakit
  • Budhe Retno dan Mama Tutik juga merupakan tokoh yang baik, karena mereka juga sayang dan perhatian kepada Shelvy.
4.     Latar atau Setting
        Latar yang terdapat dalam kutipan drama “Untuk Cinta” yaitu:
 a.     Latar Tempat
Latar tempat yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
  • Kamar Shelvy
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
  • Kantin kampus
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
  • Rumah Sakit
Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria.
  • Rumah Shelvy
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
  • Rumah Nancy
Setelah lama mereka bercerita dan mencari solusi, Nancy akhirnya mengajak Shelvy dan Nesya ke rumahnya. Ternyata papanya Shelvy benar ada di sana. Di rumah, mereka bertemu dengan Mama Melly.
b.   Latar waktu
      Latar waktu yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
  • Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda.
  • Keesokan harinya di kampus, Shelvy memikirkan apa yang terjadi kemarin. (latar waktu dan tempat)
  • Shelvy : (bergumam) Dua bulan.. waktu yang begitu singkat untuk hal serumit ini. Apa yang harus aku lakukan? Masalah mama dan papa, Rezza dan Nesya? Rezza, yang sudah 2 tahun bersamaku, juga Nesya, sahabatku sejak kecil..
  • Keesokan harinya, setelah selesai ujian, Rezza mengajak Shelvy bertemu dengan mamanya. Sesampai di rumah, Rezza langsung memanggil mamanya. (latar waktu dan tempat)
  • Rezza : Oh iya, Ma. Jangan lupa dateng, besok Rezza sama Shelvy wisuda.
  • Beberapa hari kemudian, Nesya tampak berlari ke arah Rezza yang sedang berdiri di depan majalah dinding.
c.   Latar suasana
      Latar suasana yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
    Sedih
  • Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
  • Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
  • Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
  • Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
    Bahagia
  • Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah Mama Melly.
  • Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.
    Menegangkan
  • Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
3.     Petunjuk Laku
       Petunjuk laku biasanya di tulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku di tulis dengan cara di beri tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku. Petunjuk laku yang terdapat dalam kutipan drama “Untuk Cinta” diantaranyaadalah sbb:
  • Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy).
  • Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)
  • Shelvy : Senang ketemu tante (menjabat tangan Mama Tutik)
  • Shelvy : Ya. Terima kasih banyak ya, dok. (menyalami dokter Maria dan pergi)
  • Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
  • Nesya : Kamu nggak apa-apa, kan, Vy? (memegang bahu Shelvy) dll.
4.     Teknik Dialog
        Teknik dialog yang digunakan dalam drama “Untuk Cinta” adalah menggunakan teknik konversi (percakapan) dimana dalam drama terbagi atas beberapa babak, dan juga percakapan dari masing-masing tokoh. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan cerpen berikut:
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Drama tersebut juga menggunakan Teknik Epilog yaitu menggunakan bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsisrkan maksud karya drama tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan cerpen berikut:
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.
5.    Amanat
    Penyampaian amanat dalam drama tersebut yaitu secara tidaka langsung. Amanat dalam drama “Untuk Cinta” adalah:
  • Pesan Kritik Sosial
1.    Jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain, karena apa yang kita paksakan itu belum tentu baik untuk orang lain.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan drama berikut:
...Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy...
2.    Jangan suka berburuk sangka kepada orang lain tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan drama berikut:
Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya. Tiba-tiba saja..
  • Pesan Religius / keagamaan
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Pada kutipan drama di atas, amanat yang dapat kita ambil yaitu di dunia ini tidak ada satupun manusia yang sempurna. Oleh karena itu, minta maaf lah jika merasa bersalah dan maafkan lah bila ada yang bersalah.

b.    Unsur Ekstrinsik
       Dalam drama “Untuk Cinta” ini pengarang tidak mencantumkan aspek politik, aspek ekonomi, dan aspek budaya, tetapi hanya mencantumkan aspek sosial dan aspek pendidkan.
  • Aspek Sosial
    Aspek sosial dalam drama tersebut terlihat dalam kutipan drama berikut:
Dokter Maria langsung memeriksa Shelvy di laboratorium. Setelah sekitar 20 menit..
Dokter Maria : Sebelumnya dokter minta maaf. Shelvy sepertinya menderita leukemia stadium 3.
Shelvy : (shock) ya ampun.. lalu, saya punya waktu berapa lama lagi, dok?
Dokter Maria : Kira-kira dua bulan. Ini hasil labnya.
Dari kutipan drama di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan seorang dokter merupakan pekerjaan yang sangat mulia yaitu mengobati dan menyembuhkan orang yang sakit.
  • Aspek Pendidikan
Aspek pendidikan dalam drama tersebut terlihat dalam kutipan drama berikut:
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
Nesya : Vy, Za, setelah makan kita kerjain tugas Bahasa Indonesia yuk!
Shelvy : Oh, tugas yang tadi itu? Oke de—uhuk.. uhuk..! (batuk darah)
Dari kutipan drama di atas, kita dapat mengetahui kalau Shelvy, Nesya, dan Rezza sedang berada di kampus untuk menuntut ilmu.

materi morfologi

A.    OBJEK KAJIAN MORFOLOGI
Morfologi berasal dari kata dalam bahasa Inggris morphology. Kata morphology sendiri berakar dari kata morph yang berarti ‘bentuk’ dan logy yang berarti ‘ilmu’. Secara sederhana morfologi diartikan sebagai ilmu tentang bentuk. Selanjutnya dalam konteks linguistik, morfologi adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji morfem dan kata.
    Morfem dan kata merupakan satuan kebahasaan yang menjadi objek kajian morfologi. Dalam linguistik dikenal sepuluh satuan kebahasaan yaitu fona/bunyi, fonem, silabel/suku kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Dengan demikian posisi objek kajian morfologi (morfem dan kata) adalah di atas silabel dan di bawah frasa. Sementara itu, morfologi sebagai salah satu cabang linguistik yang mengkaji morfem dan kata memiliki posisi di atas fonemik dan di bawah sintaksis seperti yang tergambar pada bagan di bawah ini.


Untuk mengkaji objek penelitian morfologi morfem dan kata, diperlukan bahan penelitian atau data. Data harus lebih besar dari objek penelitian. Oleh karena itu, data morfologi bisa berupa kalimat, klausa, dan/atau frasa.
Dalam linguistik, cabang yang mempelajari kata bukan hanya morfologi. Masih ada cabang lain yang juga mengkaji kata yaitu leksikologi, leksikografi, dan etimologi. Leksikologi adalah cabang linguistik yang mengkaji seluk-beluk kata dari segi makna leksikal—semantik leksikal. Leksikologi mengkaji kata dari aspek perbendaharaan, pemakaian, dan pemaknaan secara leksikal kata suatu bahasa. Sementara itu, morfologi mengkaji kata dari aspek pembentukan dan pemaknaan secara gramatikal.
Meskipun berbeda, keduanya saling berhubungan. Morfologi memerlukan makna leksikal dari setiap bentuk dasar untuk menentukan makna gramatikal sebuah morfem yang melekat pada morfem lain yang akhirnya membentuk kata. Makna leksikal tersebut merupakan hasil kajian leksikologi.
Leksikografi merupakan lanjutan dari leksikologi. Hasil kajian leksikologi dituangkan dalam tulisan menjadi sebuah kamus. Ilmu yang diperlukan untuk membuat kamus adalah leksikografi. Oleh karena itu, leksikografi merupakan cabang linguistik yang bersifat terapan.
Leksikologi bertugas mengumpulkan lema-lema dari kekayaan kosakata suatu bahasa beserta makna leksikalnya. Sementara itu, morfologi bertugas mengkaji pembentukan kata yang bisa menjadi leksem/lema dan kata jadian beserta makna gramatikalnya. Hasil kajian leksikologi dan morfologi disatukan dalam kamus menggunakan leksikografi. Leksem-leksem dari perbendaharaan kata yang telah dikumpulkan menjadi lema/entri. Sementara itu penjelasan makna leksikal, kata jadian dan makna gramatikalnya menjadi penjelasan dari setiap entri/lema atau disebut juga gloss.
Etimologi adalah cabang linguistik yang mengkaji asal-usul kata. Etimologi melacak asal mula suatu kata dengan menelusuri pembentukannya secara historis dan diakronis—lintas waktu atau meliputi berbagai zaman dalam perkembangan suatu bahasa. Sementara itu, Morfologi mempelajari seluk-beluk pembentukan kata secara sinkronis—meliputi satu zaman tertentu dalam perkembangan suatu bahasa.
Pembentukan kata yang dikaji oleh morfologi sangat diperlukan dalam penyusunan tata bahasa dan kamus. Sistem pembentukan kata merupakan salah satu unsur dasar dalam tata bahasa karena kata merupakan bagian dari tata bahasa. Sementara itu, penyusunan kamus juga memerlukan kata-kata yang menjadi hasil kajian morfologi karena kamus juga memuat penjelasan dari setiap lema dan kata turunannya.

B.    PEMBAGIAN MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT
Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau yang mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, partikel, dan   kata dasar.
Partikel adalah unsur-unsur kecil dalam bahasa. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonasia (1993:342), partikel  -kah, -lah, -tah, diakui sebagai  klitika. Klitika  tidak   sama dengan imbuhan. Contoh partikel selain -kah, -lah, -tah, adalah –pun. Partikel-partikel itu kita akui sebagai morfem, karena merupakan bentuk terkecil yang dapat membedakan arti.
            Kata   dasar  tergolong sebagai  morfem karena juga berfungsi sebagai pembeda arti  dan wujudnya hanya  terdiri atas satu morfem. Kata dasar bawa, rumah,  main, tidak   dapat dipecah  lagi  menjadi  bentuk  yang   lebih    kecil. Sebaliknya, kata turunan terbawa, dirumahkan, dipermainkan, adalah kata-kata kompleks  yang dapat diuraikan lagi karena morfemnya lebih dari satu.
Menurut bentuk dan arti, morfem dapat dibedakan atas dua macam, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
1.    Morfem Bebas
Morfem bebas adalah morfem yang mempunyai potensi untuk berdiri sendiri sebagai kata dan dapat langsung membentuk kalimat, seperti:
1)    Ia makan nasi
2)    Halaman itu bersih.
Sekilas tampaknya morfem  bebas ini  sama dengan kata. Memang begitu, morfem bebas sudah termasuk kata, tetapi konsep kata  tidak hanya morfem bebas, kata juga meliputi semua bentuk gabungan antara morfem terikat dengan morfem bebas, morfem dasar  dengan morfem dasar. Jadi dapat dikatakan bahwa morfem bebas itu kata dasar. Adapun kata menurut bentuknya meliputi:
1)    Kata dasar
2)    Kata jadian, yang terbagi lagi menjadi  :
a.    Berimbuhan
b.    Kata ulang
c.    Kata majemuk
Seperti uraian di atas , sebuah kata dapat dibentuk dengan penggabungan bermacam-macam morfem. Penggabungan itu selalu mengikuti tata tingkat yang teratur. Oleh karena itu, untuk menentukan proses pembentukan suatu kata, perlu dianalisis unsur-unsur yang tergabung dalam kata tersebut.
 Mari kita amati contoh berikut ini !   
Kata petani dibentuk dari unsur pe dan tani, dan kata perbuatan kata ini terdiri atas 3 unsur yaitu per, buat, dan an. Kata perbuatan mengandung ide yang berbeda dari kata perbuat dan buatan. Berarti morfem pe- dan –an pada kedua kata yang terakhir ini tidak sama fungsinya dengan morfem per-an pada kata perbuatan. Oleh sebab itu, berarti kata perbuatan terbentuk dari  unsur buat dan per-an. Analisis ini disebut analisis unsur bawaan terdekat, dan disebut bentuk dasar.


Perhatikan contoh berikut.
Analisis unsur bawaan terdekat
    terang    kan
Me    terangkan
Menerangkan
Contoh analisis unsur menerangkan,
tahap pertama: terang + -kan, menjadi terangkan.
Tahap kedua: terangkan ditambah morfem  me- menjadi menerangkan
2.    Morfem Terikat
Morfem terikat merupakan morfrm yang belum mengandung arti maka morfem ini  belum mempunyai potensi sebagai kata. Untuk membentuk kata, morfem ini harus digabung dengan morfem bebas. Morfem terikat dalam bahasa Indonesia  ada 2 macam, yakni morfem terikat morfologi dan morfem terikat sintaksis.
a.     Morfem Terikat Morfologi
Morfem terikat morfologi yakni morfem yang terikat pada sebuah morfem dasar. Morfem itu sebagai berikut:
1)    Prefiks = awalan:  me-, ber, pe-, per-, se-, ke-
2)    Infiks = sisipan : -er-, -el-, -em-
3)    Sufiks = akhiran : -i, -kan, -an
4)    Konfiks = imbuhan gabungan senyawa : per-an, ke-an, dan lain-lain.
Morfem terikat morfologi  mempunyai fungsi yang bermacam-macam.
a.    Imbuhan yang berfungsi  membentuk kata kerja, yaitu: me-, ber-, di-, -kan, -i dsb.
b.    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata benda yaitu: pe-, ke-, -an, per-an, -man, wati, -wan, dsb.
c.    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata sifat, yaitu: ter-, -i, wiah, iah.
d.    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata bilangan, yaitu: ke-, se-.
e.    Imbuhan yang berfungsi membentuk kata tugas, misalnya: se- dan se-nya.
Berdasarkan contoh di atas menunjukkan bahwa setiap kata berimbuhan akan tergolong dalam satu jenis tertentu, tetapi hanya imbuhan yang merupakan unsur langsung yang dapat diidentifikasi fungsinya sebagai pembentuk jenis kata. Untuk itu, perhatikan unsur langsung pembentuk kata dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Pakaian          ……………..    kata benda
Berpakaian   ……………..     kata  kerja
Berkemauan     ……………..   kata kerja
Kemauan      ……………..    kata benda
Ber-    ke-an     mau    ……………..    keterangan Imbuhan Pembentuk Jenis Kata
Jadi,  dengan imbuhan yang berbeda, morfem dasar yang sama, akan berbeda maknanya. Tetapi perhatikan jika imbuhannya sama. Morfem  dasarnya berbeda, apa yang dapat terjadi? Kita ambil contoh akhiran –an pada morfem dasar tepi, darat, lapang; membentuk kata tepian, daratan, lapangan, ternyata menunjukkan persamaan makna imbuhan, yaitu tempat. Berarti dengan imbuhan yang sama, morfem dasarnya berbeda, dapat menghasilkan persamaan makna imbuhan  yaitu jenis kata benda.
Selain itu yang perlu pula dicermati ialah, Imbuhan sama, melekat pada morfem dasar yang sama, tetapi mengandung makna yang berbeda perhatikan contoh berikut!
a)    Berkaca:       Jendela kamarnya berkaca. (mempunyai kaca)
                           Ia berkaca sambil berdandan. (menggunakan kaca)
b)    Pencetak:    Si Gonzales pencetak gol terbanyak. (pelaku perbuatan cetak)
                         Mesin pencetak genteng itu  rusak. (alat untuk mencetak)
Ketidaksamaan makna dari kata-kata di atas disebut makna struktural, hal ini disebabkan karena pengaruh kata yang menjadi unsur dalam kalimat tersebut. Untuk menentukan makna struktural dalam kata berimbuhan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a)    Menentukan morfem dasar dan satuan dasarnya
b)    Menentukan apakah makna kata berimbuhan itu diturunkan langsung dari morfem dasarnya
c)    Menentukan hubungan makna morfem dasar dengan makna berimbuhan
d)    Menguji hasilnya melalui pemakaian kata itu dalam kalimat
Selanjutnya dalam konteksnya, kita jumpai ada morfem  terikat morfologis yang mengalami perubahan bentuk atau variasi, misalnya:
ber-    be-    bel-
berlayar
beruang
bersatu    bekerja    belajar
mem-    men-    meng-    me-    meny-    menge-
membantu    menarik    mengganti    menerima    menyerang    Mengebom

Awalan yang mempunyai variasi bentuk seperti di atas adalah me-, ber-, ter-, dan pe-. Perubahan bentuk seperti di atas, terjadi sebagai akibat dari lingkungan kata yang dimasukinya, peristiwa seperti  ini disebut alomorf. Jadi , Alomorf adalah variasi bentuk dari suatu morfem yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya.
Selain menentukan jenis kata, morfem imbuhan juga menentukan makna kata. Maka sebuah imbuhan yang menjadi unsur langsung pembentuk sebuah kata, merupakan penentu makna bagi kata yang dilekatinya.
b. Morfem Terikat Sintaksis
Morfem terikat sintaksis adalah morfem dasar yang tidak mampu berdiri sendiri sebagai kata. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat berikut.
Mereka yang membaca dan menjual buku itu.
Dari deretan morfem yang terjadi unsur kata dalam kalimat di atas, jika diklasifikasikan berdasarkan morfemnya adalah sebagai berikut.
Mereka, baca, jual, buku, adalah morfem bebas.
Me-, me- adalah morfem terikat morfologis.
yang, dan adalah morfem terikat sintaksis. Hal ini terjadi karena kata yang, dan tidak mengandung makna  tersendiri.
C.    AFIKSASI DALAM BAHASA INDONESIA
1.    Afiks
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur langsung, yang bukan kata dan bukan pokok kata. Melainkan mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap, seperti mempunyai subjek, predikat dan objek. Sedangkan prosesnya sendiri di sebut afiksasi (affixation). Imbuhan (afiks) adalah Bentuk (morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata.
Pada umumnya imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks).
2.    Afiksasi
Afiksasi Ialah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata.

Contoh:
ber-  pada lari menjadi berlari
me(N)- pada runcing menjadi meruncing
-an pada pakai menjadi pakaian
3.    Macam-macam Afiksasi (prefiks, sufiks, infiks,konfiks, dan gabungan afiks)
1.    Prefiks (Awalan)
     Ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau kata kompleks/jadian).
Contoh:
ber-, pada kata berjalan, bermain
di-, pada kata ditulis, dibeli, dipukul
meN-, pada kata menulis, membaca, mempertahankan
ter-, pada kata terpilih, terbawa
2.  Sufiks (Akhiran)
     Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar.
Contoh:
-an, pada kata makanan, mainan
-kan, pada kata ambilkan
-man, -wati,  pada kata seniman, seniwati
3.  Infiks (Sisipan)
     Ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar.
Contoh:
-el, pada kata geletar,
-em, pada kata gemetar,
-er, pada kata gerigi
-in, pada kata kinerja
4.  Konfiks
     Ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar.
Contoh:
ber – an, pada kata berdatangan, berhamburan
ke—an, pada kata keuangan, keahlian
per—an, pada kata perjuagan, pertemuan
se—nya, pada kata sebaik-baiknya, sebesar-besarnya
5.  Gabungan Afiks
     Ialah gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Contoh:
ber-an,  pada kata berpakaian       
pakai          pakaian           berpakaian
member-kan,  pada kata memberlakukan
laku            berlaku           berlakukan           memberlakukan
D.    AFIKS ASLI DAN AFIKS ASING DALAM BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai banyak kata yang berasal dari bahasa lain seperti bahasa Arab, Cina, Sanskerta, Portugis, dan Inggris. Dari bahasa Portugis kita mendapat kata seperti sepatu dari asal kata capato, gereja dari igreja, perlente dari parlenda. Bahasa Inggris juga banyak menambah kosakata kita, misalnya manajemen, komputer, internet, regular. Sementara, bahasa Belanda memperkaya kosakata  dengan kata taplak dari asal kata tafellaken, got dari goot, indehoy dari in het hooi, indekos dari in de kost, sirsak dari zuurzak.  Bahasa Arab seperti Muslim, Muslimat, Muslimin, Mukmin, Mukminat, Mukminin, akhwat, Ikhwan, Fatayat, Takmir, Muadzin, Hafidz.
Contoh kata-kata di atas dikenal dengan istilah Inggris loanwords atau Belanda leenwoorden. Bahasa Indonesia mengenalnya sebagai kata pinjaman atau serapan. Namun, istilah loanwords, leenwoorden dan kata pinjaman rasanya kurang pas. Bagaimana caranya kita mengembalikan kata yang pernah kita pinjam?
Tetapi, dalam bahasa Belanda istilah kata pinjaman benar-benar bisa diartikan secara harafiah. Itu artinya kata pinjaman tadi pada suatu ketika harus dikembalikan.
Bahasa Belanda pernah meminjamkan kepada kita kata-kata seperti voorloper dan slootkant. Kedua kata itu kita adaptasi menjadi pelopor dan selokan. Bahasa Inggris pun pernah meminjam kata baas. Juga bahasa Belanda dari abad pertengahan snacken, dan brandewijn, yang kemudian diserap menjadi boss, snack, dan brandy. Bahasa Prancis juga meminjam kata mannekijn yang lantas diserap menjadi mannequin.
Setelah sekian lama bahasa Indonesia, Inggris, dan Prancis meminjam kata-kata itu dari bahasa Belanda, maka bahasa Belanda “menagih” kata-kata itu berikut “bunganya”. Jika membuka kamus Belanda Van Dale (1993), maka kita bisa mendapatkan kata-kata plopper, slokan, boss, snack, brandy, dan mannequin. Kata-kata itu ada yang tetap maknanya, tetapi ada juga yang berubah. Slokan, boss, dan brandy tidak mengalami perubahan makna.
Sementara plopper, snack, dan mannequin berubah maknanya. Kata pelopor dan voorloper mempunyai makna berjalan terdahulu, pembuka jalan, perintis jalan. Sedangkan plopper maknanya menyempit menjadi perintis pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selain itu kata plopper juga berarti orang Indonesia dengan konotasi negatif.
Kata snacken bermakna menggigit, tetapi setelah diserap bahasa Inggris menjadi kudapan atau makanan ringan. Kemudian kata snack ini diserap kembali ke dalam bahasa Belanda dengan makna yang sama. Begitu juga dengan kata mannekijn, laki-laki kecil. Kata ini kemudian diserap bahasa Prancis menjadi mannequin yang berarti boneka untuk memajang pakaian atau peragawan/peragawati. Bahasa Belanda menyerap kata ini dengan makna yang sama pula.
Dengan demikian bahasa Belanda tidak kehilangan kata-kata yang dipinjamkannya, tetapi bahasa Belanda bahkan mendapat “bunga” berupa kata-kata itu tadi. Jadi, dengan meminjamkan kata kepada bahasa lain, bahasa Belanda justru mendapat kata-kata baru yang sekaligus menambah kosakatanya
Dari kosakata pinjaman atau serapan tersebut, akan mengalami proses  afiksasi dalam bahasa Indonesia. Pada umumnya kosakata yang dipinjam terdiri pada nomina, adjektiva dan verba.
Kerangka Teoritis
Afiksasi
Afiksasi merupakan proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar, atau alas kata. Melalui afiksasi bahasa-bahasa di dunia ini  bertambah kosakatanya, baik melalui kosakata asli maupun peminjaman dari bahasa asing.
Afiksasi ada beberapa macam, antara lain: pertama prefiks yaitu afiks yang ditambahkan pada bagian depan kata misalnya ber pada bersepeda, kedua Infiks yaitu afiks yang diselipkan ke dasar kata, ketiga sufiks yaitu ditambahkan pada bagian belakang kata, misalnya an pada ajaran.
Berikut data kosakata yang menunjukkan profesi, antara lain:
Wartawan (kata dasar warta)                Tengkulak (kata dasar kulak)
Wartawati                        Direktur
Fisikawan                         Redaktur
Fisikawati                         Presiden
Reporter                        Sinden
Supporter                        Menteri
Jurnalis                        Guru
Linguis                        Ustadz
Linguis                         Ustadzah
Pemimpin (kata dasar pimpin)             Ulama
Pastur                            Pendeta
Pejuang (kata dasar juang)                Penari  (kata dasar tari)
Penyanyi  (kata dasar nyanyi)                 Pemandu
Pemain   (kata dasar main)                 Kritikus
Olahragawan                        Hartawan (kata dasar harta)
Cendikiawan                        Sopir
Antropolog                        Pilot
Politikus                        Masinis
Seniman (kata dasar seni)                Mekanis
Budayawan (kata dasar budaya)            Penulis (kata dasar tulis)
Agamawan (kata dasar agama)            Sejarawan (kata dasar sejarah)
Dokter                            Psikolog
Pemahat                         dan lain-lain……

Beberapa kosakata yang diungkapkan diatas ada prefiks pe, dan sufiks og, wan, us, ir, is, en, dan kosakata mandiri yang tak dapat dirunut tanda prefiks maupun sufiksnya sebagaimana pada kosakata yang tidak dapat penulis ungkapkan. Kesemuanya ini merujuk pada profesi manusia.
Ada beberapa profesi yang diadopsi dari bahasa asing antara lain, ulama, pendeta, pastur, presiden. Hal ini memang tidak dapat dielakkan lagi, karena bangsa Indonesia bukanlah bangsa tanah asal lahirnya agama, serta yang pertama mengadopsi agama. Maka bahasa Ibrani, Arab dan Yahudi mendominasi peristilahan keagamaan, karena bangsa mereka adalah tanah asal lahirnya agama.
Berangkat dari hal tersebut, bahasa Indonesia hanya mempunyai keaslian pada prefiks pe- dan sufiks -wan. Keduanya mendominasi dalam pembentukan kosakata profesi. Penggunaan prefiks pe- mendapat perkembangan yang cukup pesat dan banyak terdapat dalam bahasa Indonesia, antara lain:
•    pe- pada contoh pewangi, penyanyi, pelajar, pemakai, penasehat, pemusnah, Apabila beremu kata yang bermula dengan huruf m, n, l, ny, w, dan p
•    pem- pada contoh pemfitnah, pembohong, pembawa,  Apabila bertemu dengan kata yang bermula dengan huruf b dan f.
•    pen- pada contoh penjahit, pendengar, pendusta, penyair, Apabila bertemu kata yang bermula dengan huruf c, d, j, s, p, dan z
•    peng- pada contoh pengkhayal, pengedar, pengubah, pengikut, Apabila bertemu kata yang bermula dengan huruf a, I, e, o, u, g, h, dan kh
•    penge- pada contoh pengecat, pengebom, Apabila bertemu dengan kata yang cuma terdiri daripada satu suku kata.
Makna Kata pe- antara lain:
•    alat / perkakas pembakarpengasahpenukulpenapis -alat untuk membakar
•    orang yang membuat …….penulis, pencipta, orang yang menulis
•    sesuatu yang menyebabkan jadi ….. pengasih, pemanis, pendingin sesuatu yang menyebabkan jadi dingin
•    Orang yang selalu atau suka ….. penidur, pemalas, perokok, orang yang suka tidur
•    Orang yang mempunyai sifat … . pemalu, pemurah, pembengis orang yang mempunyai sifat malu
•    milik sifat seseorang ……pemuda, pemarah, pemaaf, pengasih, penyayang
•    Ukuran bagi waktu atau tempat ………pemeluk, penanak.
•    Hasil atau kesan daripada sesuatu ……penyakit, pendapat,  kesan.
Imbuhan akhiran –wan mempunyai makna, antara lain:
•    Menyatakan orang yang ahli dalam hal yang tersebut pada bentuk dasar, dan tugasnya berhubungan dengan hal yang tersebut pada dasar. Pada contoh negarawan “orang yang ahli dalam kenegaraan dan tugasnya berhubungan dengan masalah kenegaraan”, tatabahasawan “orang yang ahli dalam tatabahasa dan berkecimpung di bidang ketatabahasaan”, sejarawan “orang yang ahli dalam ilmu sejarah dan berkecimpung di bidang kesejarahan”.
•    Menyatakan orang yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Pada contoh cendikiawan “orang yang cendikia”, sosiawan “orang yang bersifat sosial”. Hartawan “orang mempunyai harta”.
E.    PENGERTIAN KATA BERDASARKAN BENTUK
Santosa, dkk (2008:4.15) menyatakan bahwa kata menurut bentuknya dikelompokkan menjadi kata jadian atau kata turunan serta kata dasar. Kata jadian terbagi lagi menjadi kata berimbuhan, kata ulang dan kata majemuk. Sedangkan kata berimbuhan meliputi kata berawalan (prefiks), kata bersisipan (infiks), kata berakhiran (sufiks), dan kata yang berkonfiks. 
Senada dengan Santosa, Keraf (1991:44) juga mengelompokkan kata berdasarkan bentuknya menjadi kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk. Sedangkan kata berimbuhan terdiri atas kata yang berprefiks (berawalan), kata yang berinfiks (bersisipan), kata yang bersufiks (berakhiran), dan kata yang berkonfiks.
a.    Kata Berimbuhan (Afiks)
     Seringkali sebuah kata dasar perlu diberi afiks atau imbuhan terlebih dahulu agar dapat digunakan. Afiks atau imbuhan adalah semacam morfem nondasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru (Keraf, 1991:121). Dengan kata lain, afiks atau imbuhan melekat pada kata dasar. Afiks atau imbuhan yang melekat pada kata dasar ini akan membentuk kata baru sehingga makna dan fungsinya menjadi berbeda dengan kata dasarnya.
     Afiks juga dibagi berdasarkan tempat unsur itu dilekatkan pada kata dasar. Dalam hal ini, Keraf (1991:121) membaginya menjadi prefiks (awalan), infiks (sisipan), sufiks (akhiran), konfiks, bentuk ulang (reduplikasi).
  (1)     Kata Berprefiks (berawalan)
Kata yang telah mendapatkan bentuk awalan disebut kata berprefiks. Prefiks (awalan) adalah sebuah morfem nondasar yang secara struktural dilekatkan pada awal sebuah kata dasar atau bentuk dasar (Keraf, 1991:122). Dengan kata lain, prefiks adalah imbuhan yang letaknya di awal kata. Bahkan dalam sebuah kata bisa dilekatkan dua prefiks sekaligus, misalnya mem-per-satukan, dan di-per-hatikan.
Bentuk prefiks (awalan) yang ada dalam Bahasa Indonesia yaitu prefiks ber-, per-, me-, di-, ter-, ke- se- dan pe-, serta prefiks baru. Prefiks baru merupakan prefiks yang dipengaruhi oleh unsur-unsur bahasa asing, seperti prefiks a dan tak, ante dan purba, prae dan pra, anti dan prati, auto dan swa, inter dan antar, re dan ulang, bi dan dwi, pasca dan anu, serba, maha, serta prefiks tuna. Contoh kata berprefiks antara lain berlari, percepat, memakan, dilihat, terbawa, kekasih, sebotol, pemalas, dan sebagainya.
(2)     Kata Berinfiks (bersisipan)
Kata berinfiks merupakan yang kata mendapatkan bentuk sisipan. Infiks atau sisipan adalah morfem nondasar yang dilekatkan di tengah sebuah kata, yaitu antara konsonan yang mengawali sebuah kata dengan vokal berikutnya (Keraf, 1991:136). Ada tiga macam infiks dalam Bahasa Indonesia yaitu infiks -el, -em, dan -er.
Infiks (sisipan) -el, -em, dan -er tidak mempunyai variasi bentuk dan bukan merupakan imbuhan yang produktif, maksudnya tidak digunakan lagi untuk membentuk kata-kata baru dan hanya berlangsung hanya pada kata-kata tertentu saja. Pengimbuhannya dilakukan dengan cara menyisipkan di antara konsonan dan vokal suku pertama pada sebuah kata dasar. Contoh kata berinfiks antara lain telapak yang berasal dari kata dasar tapak, gerigi berasal dari kata dasar gigi, dan temali berasal dari kata dasar tali.
(3)     Kata Bersufiks (berakhiran)
Kata bersufiks adalah kata yang mendapatkan bentuk akhiran. Sufiks atau akhiran merupakan morfem nondasar yang dilekatkan pada akhir sebuah kata dasar. Sufiks yang ada dalam Bahasa Indonesia adalah -kan, -i, -an, dan -nya serta beberapa sufiks serapan seperti -man, -wan, -wati, -wi, -al, dan -if.   
Sufiks atau akhiran -kan, -i, -an dan -nya tidak mempunyai variasi bentuk, sehingga untuk situasi dan kondisi manapun bentuknya sama. Ada dua macam -nya dalam Bahasa Indonesia yang perlu diperhatikan, yaitu -nya sebagai kata ganti orang ketiga tunggal yang berlaku obyek atau pemilik dan ¬-nya sebagai akhiran. Contoh kata yang bersufiks antara lain gunakan, surati, tulisan, obatnya, dan sebagainya.
(4)     Kata Berkonfiks
Konfiks merupakan gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan (Alwi, 2003:32). Dengan demikian, kata yang mendapatkan bentuk prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran) disebut dengan kata yang berkonfiks. Konfiks dalam Bahasa Indonesia terdiri dari ber-kan, ber-an, per-kan, per-i, me-kan, me-i, memper-, memper-kan, memper-i, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i, ke-an, se-nya, pe-an, dan per-an. Contoh kata yang berkonfiks antara lain bersenjatakan, berdatangan, percetakan, perbaiki, membacakan, dan sebagainya.
Konfiks bersifat morfem terbelah (Keraf, 1991:144). Artinya, prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran) dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata dasar. Sifat inilah yang membedakan konfiks dengan imbuhan gabung. Dalam konfiks, prefiks dan sufiks dilekatkan pada kata dasar secara bersamaan. Sedangkan pada imbuhan gabung, prefiks dan sufiks dilekatkan secara bertahap.
Kata kehujanan misalnya, dibentuk dari kata dasar hujan dan konfiks ke-an yang diimbuhkan secara serentak. Lain halnya dengan kata berpakaian. Kata berpakaian dibentuk dengan menambahkan sufiks ¬-an pada kata dasar pakai sehingga terbentuk kata pakaian. Sesudah itu barulah diimbuhkan prefiks ber-. Jadi, ke-an pada kata kehujanan adalah konfiks, sedangkan ber-an pada kata berpakaian merupakan imbuhan gabung.
b.    Kata Ulang (Reduplikasi)
Reduplikasi disebut juga bentuk ulang atau kata ulang. Keraf (1991:149) mendefinisikan bentuk ulang sebagai sebuah bentuk gramatikal yang berwujud penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar sebuah kata. Dalam Bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam bentuk ulang. Pengulangan dapat dilakukan terhadap kata dasar, kata berimbuhan, maupun kata gabung.
Kata yang terbentuk dari hasil proses pengulangan dikenal dengan nama kata ulang. Chaer (2006:286) membagi kata ulang berdasarkan hasil pengulangannya, yaitu
(1)     Kata ulang utuh atau murni
Kata ulang utuh atau murni merupakan kata ulang yang bagian perulangannya sama dengan kata dasar yang diulangnya. Dengan kata lain, kata ulang utuh atau murni terjadi apabila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya. Misalnya pada kata rumah-rumah, pohon-pohon, pencuri-pencuri dan anak-anak.
(2)     Kata ulang berubah bunyi
Kata ulang berubah bunyi merupakan kata ulang yang bagian perulangannya mengalami perubahan bunyi, baik itu perubahan bunyi vokal maupun bunyi konsonan. Kata ulang jenis ini terjadi apabila ada pengulangan pada seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi. Kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi vokal misalnya pada kata bolak-balik, gerak-gerik, dan kelap-kelip. Sedangkan kata ulang berubah bunyi yang mengalami perubahan bunyi konsonan misalnya pada kata sayur-mayur, lauk-pauk, gerak gerik, kelap kelip dan ramah tamah.
(3)     Kata ulang sebagian
Kata ulang sebagian merupakan pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan jenis ini, vokal suku kata pertama diganti dengan vokal e pepet. Kata-kata yang mengalami pengulangan sebagian antara lain lelaki, leluhur, pepohonan dan tetangga.
(4)     Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan merupakan bentuk pengulangan yang disertai dengan pemberian imbuhan. Chaer (2006:287) membagi kata ulang berimbuhan berdasarkan proses pembentukannya menjadi tiga, yaitu (1) sebuah kata dasar mula-mula diberi imbuhan kemudian baru diulang, umpamanya kata aturan-aturan; (2) Sebuah kata dasar mula-mula diulang kemudian baru diberi imbuhan, misalnya kata lari yang mula-mula diulang sehingga menjadi lari-lari kemudian diberi awalan ber- sehingga menjadi berlari-lari; (3) sebuah kata diulang sekaligus diberi imbuhan, umpamanya kata meter yang sekaligus diulang dan diberi awalan ber- sehingga menjadi bentuk bermeter-meter. 
c.    Kata Majemuk (Kompositum)
Kata majemuk atau kompositum adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan arti (Keraf, 1991:154). Masing-masing kata yang membentuk kata majemuk sebenarnya mempunyai makna sendiri-sendiri. Tetapi setelah kata tersebut bersatu, maka akan terbentuk kata baru yang maknanya berbeda dengan kata sebelumnya. Misalnya pada kata orang tua, saputangan, dan matahari.
d.    Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Kata dasar biasanya terdiri atas morfem dasar, misalnya pada kata kebun, anak, bawa, merah, pada, dari, dan sebagainya. Bentuk kata ini dapat diturunkan menjadi kata jadian atau kata turunan yang berupa kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar berbeda dengan bentuk dasar. Bentuk dasar adalah bentuk yang dijadikan landasan untuk tahap pembentukan kata berikutnya (Keraf, 1991:121). Misalnya kata mempelajari. Pada awalnya kata dasar pelajar yang sekaligus menjadi bentuk dasar, diberi sufiks -i sehingga menurunkan bentuk pelajari. Selanjutnya, bentuk dasar pelajari (bukan kata dasar lagi) diimbuhkan prefiks mem- sehingga terbentuk kata mempelajari.
F.    PENGERTIAN KATA BERDASARKAN JENIS / KELAS KATA
Dalam sebuah bacaan bahasa Indonesia, terkandung banyak unsur bahasa yang berkaitan dengan makna kata dan ruang lingkupnya. Juga penggunaan gaya bahasa yang berhubungan dengan ungkapan dan bentuk-bentuk pemakaiannya.
Kata merupakan unsur yang sangat penting dalam membangun suatu kalimat. Tanpa  kata, tidak mungkin ada kalimat. Setiap kata mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda sesuai dengan    kelas kata atau    jenis katanya.
Secara umum kelas kata terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a.    Kata kerja (verba)
b.    Kata sifat (adjektif)
c.    Kata keterangan (adverbia)
d.    Kata benda (nomina)
e.    Kata ganti (pronomina)
f.    Kata bilangan (numeralia)
g.    Kata tugas
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai predikat. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1)   Dapat diikuti oleh    gabungan kata    (frasa) dengan + kata sifat.
Contoh:
pergi    (Pergi dengan    gembira.)
tidur    (Tidur dengan    nyenyak.)
jalan    (Jalan dengan    santai.)
(2)   Dapat diberi aspek waktu, seperti     akan, sedang, dan telah.
Contoh:
(akan) mandi
(sedang) tidur
(telah) pergi
(3)   Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
(tidak)    makan
(tidak)    lihat
(tidak)    pulang
(4)   Berawalan    me- dan ber-
Contoh:
Melatih            Berdiskusi
Melihat            Berpikir
Merakit            Berusaha
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda. Kata sifat berfungsi sebagai predikat.
Suatu kata dapatdigolongkan ke dalam kelas     kata sifat apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1)   Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiri dengan kata sekali.
Contoh:
indah   (sangat    indah/indah sekali)
baik    (sangat    baik/baik sekali)
tinggi   (sangat    tinggi/tinggi sekali)
(2)   Dapat diberi awalan se- dan ter-.
Contoh:
luas    (seluas/terluas)            buruk    (seburuk/terburuk)
bodoh    (sebodoh/terbodoh)            baik    (sebaik/terbaik)
mudah    (semudah/termudah)
 (3)   Dapat diingkari dengan kata tidak.
Contoh:
murah    (tidak    murah)
sulit    (tidak    sulit)
pahit      (tidak    pahit)
3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada    verba, adjektiva, nomina predikatif,    atau kalimat.
Berikut adalah macam-macam adverbia.
1)    Adverbia dasar bebas,    misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
2)    Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.
a.    Adverbia reduplikasi, misalnya; lagi-lagi, lebih-lebih, paling-paling.
b.    Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
c.    Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4. Kata benda (Nomina)
Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang, konsep,  ataupun    pengertian yang berfungsi sebagai objek dan subjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata benda apabila memenuhi persyaratan berikut.
(1)    Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.
Contoh:
Mobil            (mobil yang bagus/mobil yang sangat bagus)
Pemandangan         (pemandangan  yang indah/pemandangan yang sangat indah)
Pemuda        (pemuda yang gagah/pemuda yang sangat gagah)
(2)   Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.
Contoh:
Permainan            kesehatan
pertunjukan
 (3)   Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh :
Saya (bukan saya)
Roti (bukan roti)
Gubuk (bukan gubuk)
5. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau nomina.
Contoh:
Aku sudah mencoba membujuknya.
Kami sangat berharap kepada kalian.
Dia telah meninggalkan kita.
Itu memang miliknya.
6. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Contoh:
Ibu membeli gelas selusin.
Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya.
Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing.
Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke panti asuhan.
7. Kata Tugas
Kata    tugas    dapat    dirinci    menjadi empat    jenis kata, yaitu (1) kata depan, (2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata seru, dan (5) partikel.
(1)   Kata Depan (Preposisi)
Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Contoh:
di (sebelah) utara    = menunjuk arah
ke timur        = menunjuk arah
dari pasar        = menunjuk tempat
pada hari senin    = menunjuk waktu
(2)   Kata Sambung (Konjungsi)
Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan frasa, klausa dengan klausa.
Contoh :
adik dan kakak
makan atau minum
tidak makan, tetapi minum
ia tidak naik kelas karena bodoh
Adi meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.
(3)   Kata Sandang (Artikula)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.
Contoh:
sang guru        (sang bermakna tunggal)
para pemimpin    (para bermakna jamak)
si cantik        (si bermakna netral)
(4)   Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkan seruan hati.
Contoh:
Aduh, kakiku sakit sekali.
Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?
Ayo, jangan putus asa.
“Wah, mahal sekali!” kata adik.
 Kata yang dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seru adalah hai, nah, oh, celaka, gila, Masya Allah, dan Alhamdulillah.
(5)   Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi. Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan (berita).
Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan –pun