SELAMAT DATANG

Selasa, 29 Oktober 2013

Analisis drama

Tugas:

KAJIAN PROSA FIKSI
(MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM DRAMA “UNTUK CINTA”)



OLEH:
NAMA               : ADE LIANA
STAMBUK        : A1D1 11 048
KELAS             : B (GENAP)
                                                          PRODI              : PBSID

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN DRAMA
      Seperti karya sastra lain, drama juga memiliki unsur-unsur pembangun drama. Unsur-unsur drama meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
A.    Unsur Intrinsik Drama
     Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drana berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Unsur yang dimaksud yaitu: 1) tema, 2) alur, 3)tokoh, 4) latar, 5) petunjuk laku, 6) teknik dialog, 7) amanat.
1.    Tema
      Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya  Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga menghasilkan karya sastra atau drama. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik.
     Jika dikaitkan dengan dunia pengarang, tema adalah pokok pikiran didalam dunia pengarang. Setiap karya sastra (fiksi) telah mengandung atau menawarkan tema. Tema mengikat pengembangan cerita. Tema juga sebagai premis artinya rumusan inti sari yang merupakan landasan untuk menentukan tujuan dan arah cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995), tema dibagi dua, yaitu tema mayor ( tema pokok cerita yang menjadi dasar karya sastra itu) dan tema minor (tema tambahan yang menguatkan tema mayor).
2.    Plot atau alur
       Menurut Sudjarwadi (2005), plot atau alur dalam drama tidak jauh berbeda dengan plot atau alur dalam prosa fiksi. Dalam drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan:
  1.1 Pengenalan
       Pengenalan merupakan bagian permulaan pementasan drama, pengenalan para tokoh (terutama tokoh utama), latar pentas, dan pengungkapan masalah yang akan dihadapi penonton.
 1.2 Pertikaian   
       Setelah tahap pengenalan, drama bergerak menuju pertikaian yaitu pelukisan pelaku yang mulai terlibat ke dalam masalah pokok. 
1.3 Puncak,
      Pada tahap ini pelaku mulai terlibat dalam masalah-masalah pokok dan keadaan dibina untuk menjadi lebih rumit lagi. Keadaan yang mulai rumit ini, berkembang hingga  menjadi krisis. Pada tahap ini penonton dibuat berdebar, penasaran  ingin mengetahui  penyelesaiannya.
1.4 Penyelesaian
      Pada tahap ini dilukiskan bagaimana sebuah drama berakhir dengan penyelesaian yang menggembirakan atau menyedihkan.  Bahkan dapat pula diakhiri dengan hal yang bersifat samar sehingga mendorong  penonton untuk mengira-ngira dan memikirkan sendiri akhir sebuah cerita.
      Berdasarkan kriteria cara pengakhirannya: (Hariyanto, 2000:39), dikenal adanya plot terbuka dan plot tertutup. Di dalam plot tertutup, pengarang memberikan kesimpulan cerita kepada pembacanya, atau penampilan kisahnya diakhiri dengan kepastian atau diakhiri secara jelas. Sedangkan dalam plot terbuka, cerita sering dan biasanya berakhir pada klimaks dan pembaca dibiarkan untuk menentukan apa yang diduga mungkin akan menjadi penyelesaian cerita: akhir cerita dibiarkan menggantung atau hangat.
    Jika ditinjau dari segi criteria jumlah atau kuantitasnya, di kenal adanya plot tunggal dan plot jamak (Hariyanto, 2000:39). Suatu cerita dikatakan berplot tunggal, apabila cerita tersebut hanya memiliki atau mengandung sebuah plot dan plot itu bersifat primer atau utama. Plot tunggal biasanya terdapat pada cerpen pada umumnya. Dalam plot ini biasanya cerita hanya menmpilkan seorang tokoh protagonis. Cerita hanya mengikuti perjalanan hidup tokoh tersebut. Sedangkan dikatakan berplot jamak apabila cerita tersebut memiliki lebih dari satu plot. Dalam plot ini biasanya cerita hanya menampilkan lebih dari satu tokoh protagonist.
    Berdasarkan kriteria urutan waktu: (Hariyanto, 2000:39) alur dibedakan atas: alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Alur maju disebut juga alur kronologis, alur lurus atau alur progresif. Yaitu alur yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan.. Alur mundur disebut juga alur tak kronologis, sorot balik, regresif, atau flash-back. Peristiwa-peristiwa ditampilkan dari tahap akhir atau tahap tengah dan baru kemudian tahap awalnya. Sedangkan Alur campuran merupakan hasil paduan dari maju dan mundur.
3.    Tokoh dan Penokohan
a.    Tokoh
     Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Tanpa tokoh aluir tidak akan sampai pada bagian akhir cerita.
    Ada tiga jenis tokoh bila dilihat dari sisi keterlibatannya dalam menggerakkan alur, yaitu:
  1. Tokoh sentral merupakan tokoh yang amat potensial menggerakan alur. Tokoh sentral merupakan pusat cerita.
  2. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur itu.
  3. Tokoh latar merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pengembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar, berfungsi menghidupkan latar.
Diliht dari sifat tokoh, ada dua jenis tokoh, yaitu:
  1. Tokoh protagonis merupaka tokoh yang memperjungkan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki  watak yang baik.
  2. Tokoh antagonis merupakan tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran, serta memiliki watak yang jelek. (ingat, tokoh antagnis belum tentu jahat)
        Di lihat dari segi peranannya atau tingkat pentingnya tokoh dalam cerita, tokoh di bagi menjadi:
  1. Tokoh utama adalah toko yang diutamakan penceritaannya dalam cerita yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian.
  2. Tokoh tambahan adalah toko ynag hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
b. Penokohan
    Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau melukiskan tokoh dalam cerita yang ditulisnya, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pendangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya, dan sebagainya. Dalam penokohan, watak atau karakter seorang tokoh dapat dilihat dari tiga segi, yaitu:
  1. Dialog tokoh,
  2. Penjelasan tokoh
  3. Penggambaran fisik
      Ada dua jenis penokohan, yaitu:
  1. Secara langsung atau deskriptif analitik, dimana pengarang langsung melukiskan atau menybutkan secara terperinci bagaimana watak sang tokoh , bagaimana cirri-ciri fisiknya, apa pekerjaannya, dsb.
  2. Secara tidak langsung/ dramatik, dimana pengarang melukiskan sifat dan ciri fisik sang tokoh melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh sentral, melalui gambaran lingkungan tokoh sentral
4.     Latar/Setting
      Latar merupakan unsur struktural yang sangat penting. Latar di dalam lakon atau crita drama harus mendukung para tokoh cerita dan tindakannya. Pengarang tentu membuat latar membuat latar yang tepat demi keberj\hasilan dan keindahan struktur drama. Penggunaan latar yang berhasil juga menentukan keberhasilan suatu karya drama. Penyaji latar yang tepat dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan carita. Latar adalah lingkungan tempat berlangsungnya peristiwa yang dapat dilihat, termasuk di dalamnya aspek waktu, iklim, dan periode sejarah. Latar mendukung dan menguatkan tindakan tokoh-tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca untuk menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, 1995).
Fungsi latar yaitu:
  1. menggambarkan situasi
  2. proyeksi keadaan batin para tokoh cerita
  3. menjadi metafor keadaan emosional dan spiritual tokoh cerita
  4. menciptakan suasana
       Latar memberikan pijakan cerita secara kongkrit dan jelas, dan sangat penting untuk memberikan kesan realitas kepada pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh ada. (Staton, 1965).
Secara umum latar dibagi dalam:
a.    Latar Tempat
     Latar tempat ialah tempat atau daerah terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Sangat mungkin latar tempat sebuah karya fiksi terdapat di dalam ruangan dan tidak menutup kemungkinan latar tempat terjadi di ruang lingkungan. Di jalanan atau di sebuah kota misalnya.
b.    Latar Waktu
      Latar waktu ialah waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Latar waktu bisa berupa detik, menit, jam, jari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya. Tetapi juga sangat mungkin pengarang tidak menentukan secara persis tahun, tanggal atau hari terjadinya peristiwa, namun hanya menyebutkan saat Hari Raya, Natal, tahun baru dan sebagainya yang pada akhirnya juga akan mengacu kepada waktu seperti tanggal dan bulan tergantung latar tempat dalam cerita. Misalnya tahun baru di Indonesia identik dengan 1 Januari, namun di Arab tahun baru lebih identik pada 1 Muharram.
c.    Latar Suasana
      Latar yang mencakup latar suasana, apakah sedih, bahagia dan lainnya, sosial budaya adalah yang menujukan suasana empati sosial dan lainnya, sedangkan suasana batiniah dan suasana alamiah adalah suasana yang mewakili perasaan atau isi hati.
5.    Petunjuk Laku
    Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya aktor atau aktris, keras lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku).
6.    Teknik Dialog   
      Menurut Akhmad Saliman (1996 : 98) dialog adalah mimetik (tiruan) dari kehidupan keseharian. Dialog drama ada yang realistis komunikatif, tetapi ada juga yang tidak realistis (estetik, filosopis, dan simbolik). Diksi dialog disesuaikan dengan karekter tokoh cerita.
     Ada dua macam tenik dialog, yaitu monolog dan konversi (percakapan). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang diucapakan pemeran utama dalam sandiwara.Epilog berarti bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsirkan maksud karya drama tersebut.   
7.    Amanat
     Menurut Akhmad Saliman (1996 : 67) amanat adalah segala sesuatu yang ingin disampaikan pengarang, yang ingin dinyatakannya secara tidak langsung ke dalam benak para penonton dramanya.
Harimurti Kridalaksana (183) berpendapat amanat merupakan keseluruhan makna konsep, makna wacana, isi konsep, dan perasaan yang hendak disampaikan untuk di mengerti dan di terima orang lain yang digagas atau ditujunya.Seorang pengarang drama, sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam dramanya. Amanat bersifat kias, subjektif, dan umum. Setiap orang dapat saja saling berbeda pendapat dalam menafsirkan amanat yang disampaikan pengarang drama.
      Amanat di dalam drama ada yang langsung tersurat, tetapi pada umumnya sengaja disembunyikan secara tersirat oleh penulis naskah drama yang bersangkutan. Hanya pentonton yang profesional saja yang mampu menemukan amanat implisit tersebut.
      Amanat terbagi dua yakni pesan religius/keagamaan dan pesan kritik sosial.
1.    Pesan Religius/Keagamaan
      Pesan religius/keagamaan menyatakan pesan keagamaan dari sesuatu sesuai dengan aturan agama yang ada. Unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri.  Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. 
Istilah religius membawa konotasi pada makna agama. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi, sedangkan religius bersifat lebih mendalam dan lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi (Mangunwijaya, 1982:11-12).
2.    Pesan Kritik Sosial
      Pesan kritik sosial yakni pesan berupa kritik sosial di mana pengarang memberikan kritikan atas kehidupan sosial di lingkungan tertentu. Sastra yang mengandung pesan kritik dapat juga disebut sebagai sastra kritik yang biasanya akan lahir di tengah masyarakat jika terjadi hal-hal yang kurang beres dalam kehidupan sosial dan masyarakat.
B.    Unsur Ekstrinsik Drama
     Menurut  Tjahyono (1985), unsur ekstrinsik karya sastra adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya sastra, namun amat mempengaruhi karya sastra tersebut. Misalnya faktor-faktor sosial politik saat karya tersebut diciptakan, faktor ekonomi, faktor latar belakang kehidupan pengarang, dan sebagainya. Mengutip pernyataan Wellek dan Warren, Tjahyono menjelaskan pengkajian terhadap unsur ekstrinsik karya sastra mencakup empat hal. Salah satunya adalah mengkaji hubungan sastra dengan aspek-aspek politik, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Bahwa situasi sosial politik ataupun realita budaya tertentu akan sangat berpengaruh terhadap karya sastra tersebut.
   Uekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa unsur ekstrinsik berperan sebagai unsur yang mempengaruhi bagun sebuah cerita. Oleh karena itu, unsur esktrinsik karya sastra harus tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Sebagaimana halnya unsur intrinsik, unsur ekstrinsik pun terdiri atas beberapa unsur. Menurut Wellek & Warren (1956), bagian yang termasuk unsur ekstrinsik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya.
  2. Keadaan psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca, maupun penerapan prinsip psikologis dalam karya.
  3. Keadaan lingkungan pengarang, seperti ekonomi, sosial, dan politik.
  4. Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama, dan sebagainya.
        Dengan demikian, unsur ekstrinsik tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari bangunan karya sastra. Unsur ekatrinsik memberikan warna dan rasa terhadap karya sastra yang pada akhirnya dapat diinterpretasikan sebagai makna. Unsur-unsur ektrinsik yang mempengaruhi karya dapat juga dijadikan potret realitas objektif pada saat karya tersebut lahir. Sehingga, kita sebagai pembaca dapat memahami keadaan masyarakat dan suasana psikologis pengarang pada saat itu.

C.    Naskah Drama:

UNTUK CINTA

Bulan bersinar terang menggantikan cahaya mentari, sementara itu seseorang di sebuah kamar..
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
Shelvy : (memeluk mama). Iya ma, Shelvy sayang sama mama.
Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)
Shelvy : (melamun) Mama, Shelvy sudah tahu semuanya. Tetapi satu hal yang tidak diketahui Mama tentang masalahku, itu karena Shelvy sayang mama. Shelvy gak mau nyusahin mama..
BABAK II
Kicau burung mulai menyambut sang mentari. Itulah yang membuat hidup Shelvy menjadi berarti. Kehidupan di dunia ini harus ditaklukkan.
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
Nesya : Vy, Za, setelah makan kita kerjain tugas Bahasa Indonesia yuk!
Shelvy : Oh, tugas yang tadi itu? Oke de—uhuk.. uhuk..! (batuk darah)
Nesya : Kamu nggak apa-apa, kan, Vy? (memegang bahu Shelvy)
Shelvy : Oh, nggak! (melamun) aku harus periksa ke dokter tanpa ada yang tahu, termasuk Rezza dan Nesya.
Rezza : Shelvy, kamu sakit? (menatap Shelvy penuh perhatian)
Shelvy : Gak, Za, nggak apa-apa. Tadi keselek aja. Oiya, Za, Nes, Shelvy harus pulang. Mama harus check up ke dokter Maria dan Shelvy harus nemenin mama. Duluan ya.. (langsung berdiri dan pergi)
Rezza & Nesya : Lho, tapi.. (bingung)
BABAK III
Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria.
Tok.. tok.. tok..
Dokter Maria : Silakan masuk. Eh Shelvy.. ada apa dengan mamamu, jangtungnya kambuh lagi?
Shelvy : Enggak, Dok. Tapi Shelvy udah lama, kira-kira 6 bulan ini Shelvy sering sekali batuk darah, terus sering pusing. Kira-kira saya kenapa ya, dok?
Dokter Maria : Hmm.. mungkin saya perlu cek kamu di lab, Shelvy. Ayo. (berdiri mengantar Shelvy ke lab)
Dokter Maria langsung memeriksa Shelvy di laboratorium. Setelah sekitar 20 menit..
Dokter Maria : Sebelumnya dokter minta maaf. Shelvy sepertinya menderita leukemia stadium 3.
Shelvy : (shock) ya ampun.. lalu, saya punya waktu berapa lama lagi, dok?
Dokter Maria : Kira-kira dua bulan. Ini hasil labnya.
Shelvy : Ehm.. Shelvy minta tolong dokter jangan beritahu siapa-siapa tentang hal ini, termasuk keluarga Shelvy.
Dokter Maria : Tapi kenapa?
Shelvy : Shelvy minta tolong banget, dok!
Dokter Maria : Ya sudah, saya tidak akan beritahu. Kamu yang kuat ya.
Shelvy : Ya. Terima kasih banyak ya, dok. (menyalami dokter Maria dan pergi)
BABAK IV
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy.
Tante Dian : Apa yang dikatakan Mas Suryo itu bener, mbakyu. Mas Andre sudah memilih wanita lain, siapa itu? Si Melly, yang juga punya anak gendut jelek. Toh, masih mending mbakyu! Kalau sampai Shelvy tahu dia punya saudara tiri di kampus yang sama, aku nggak tau apa yang akan dilakukan Shelvy.
Om Suryo : Sudahlah Dian, percuma. Mbakyu nggak mungkin dengerin kita. Mbakyu lebih memilih cintanya yang besar pada Andre. Lebih baik kita pergi.
Mama Rita : Tunggu, kalian jangan pergi! Semenjak papa dan mama meninggal, mereka sudah menitipkan warisan hartanya kepada kita, termasuk Andre, karena memang kita berempatlah yang mereka miliki. Itulah alasan kenapa mbakyumu bersikukuh mempertahankan rumah tangga ini. Dan juga Shelvy tentunya. Maafkan Mbak Rita. Tapi kalau memang cerai adalah keputusan terbaik menurut kalian, aku akan menuruti.
(Tiba-tiba Shelvy masuk)
Shelvy : Jadi, selama ini mama membohongi Shelvy ya? (dingin dan agak nyaring) cukup ma, Shelvy udah cukup menderita (berjalan masuk kamar)
Mama Rita : Tapi Shelvy.. dengerin mama dulu, nak.. Shelvy!
Tante Dian : Sudah, mbakyu. Biarin aja, nanti dia pasti mengerti. Yang pasti, semua keputusan di tangan mbakyu. Kami pamit pulang dulu ya. (berdiri dan pergi)
(Mama Rita hanya terpaku)

BABAK V
Keesokan harinya di kampus, Shelvy memikirkan apa yang terjadi kemarin.
Shelvy : (bergumam) Dua bulan.. waktu yang begitu singkat untuk hal serumit ini. Apa yang harus aku lakukan? Masalah mama dan papa, Rezza dan Nesya? Rezza, yang sudah 2 tahun bersamaku, juga Nesya, sahabatku sejak kecil..
Nesya : Ehemm.. duh, enak nih ngelamun di siang-siang bolong gini!
Shelvy : Huft.. apaan sih, ngaco! Eh Nes, kamu mau nggak bantuin aku, masalah mama-papaku? Ayo ikut aku! (menarik tangan Nesya)
Nesya : Lho, ikut kemana, Vy? (bingung)
Shelvy : Udah ikut aja, deh pokoknya!
Shelvy dan Nesya mancari-cari Nancy, anak dari Tante Melly, selingkuhan papanya Shelvy. Sejam kemudian mereka menemukannya.
Shelvy : Nancy, ya? Kenalin, aku Shelvy, dan ini Nesya (berjabat tangan) Kami mau tanya.
Nancy : Iya.. oh, tanya aja gak apa-apa.
Setelah lama mereka bercerita dan mencari solusi, Nancy akhirnya mengajak Shelvy dan Nesya ke rumahnya. Ternyata papanya Shelvy benar ada di sana. Di rumah, mereka bertemu dengan Mama Melly.
Mama Melly : Nancy! (terkejut) Siapa mereka?
Nancy : Mereka ini temennya Nancy, ma! Om Andre di mana? Ternyata dia bukan cuma sahabat mama, ya? (dengan nada menyelidik)
Mama Melly : Nancy, kenapa kamu ngomong gitu? Denger ya, mama mau jelasin semuanya.
Nesya : Lebih baik Tante Melly nggak usah jelasin, semua udah jelas.
Mama Melly : Tapi kalian salah paham. Tolong beri saya waktu untuk menjelaskannya.
Shelvy : Baik, silakan.
Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya. Tiba-tiba saja..
Papa Andre : Asslamualaikum.. lho, Shelvy, kok kamu di sini? (kaget)
Mama Melly : Walaikumsalam. Iya, Ndre. Sudah saatnya kamu pulang, kasihan Shelvy.
Shelvy : Iya, Pa. Ayo pulang, mama udah nungguin! (tersenyum pada papanya)
Papa Andre : Ya, nak, tapi… baiklah. Papa akan pulang. Melly, terimakasih kamu sudah membantuku.
Mama Melly : Ah.. nggak masalah, kita kan sahabat. (tersenyum simpul)
BABAK VI
Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah Mama Melly. Malam harinya di rumah Shelvy…
Papa Andre : Assalamualaikum, Rita.
Mama Rita : Kok kedengaran seperti Andre… oh, walaikumsalam. Mas Andre, Shelvy, Nesya.. (setengah tak percaya)
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda. Nesya mau pamit.
Nesya : Iya, om, tante. Nesya pamit pulang dulu ya. Vy, aku pulang ya. (melambaikan tangan)
Shelvy : Iya, makasih ya, Nes. Hati-hati.
BABAK VII
Keesokan harinya, setelah selesai ujian, Rezza mengajak Shelvy bertemu dengan mamanya. Sesampai di rumah, Rezza langsung memanggil mamanya.
Rezza : Mama.. kenalin, ini Shelvy.
Shelvy : Senang ketemu tante (menjabat tangan Mama Tutik)
Mama Tutik : Tante juga seneng punya calon menantu seperti kamu.
Rezza : Oh iya, Ma. Jangan lupa dateng, besok Rezza sama Shelvy wisuda.
Mama Tutik : Iya, iya.. mama datang. Sebentar ya, mama ke belakang dulu bersih-bersih kamarmu itu lho. Biasa, Shelvy, Rezza itu selalu berantakan!
Shelvy : (tersenyum manis) Mamamu lucu, ya. Mm, Rezza, aku mau ngomong sesuatu.
Rezza : Ngomong apa sih, Shel?
Shelvy : Rez, aku mikirin Nesya. Menurutmu Nesya itu gimana, sih?
Rezza : Nesya itu baik, cakep, pengertian, semua cowok pasti mau sama dia! Tadi kamu mau ngomong apa?
Shelvy : Rez, sebenernya aku pengin kamu sama Nesya.
Rezza : Apa??! (terperanjat) Kenapa kamu ngomong kaya gitu?
Shelvy : Waktuku tinggal beberapa hari lagi karena leukemia yang aku derita. Mungkin kamu nyesel pacaran sama aku. Aku minta maaf ya, Rez.
Rezza : Kamu ngomong apa, sih? Enggak, aku sama sekali nggak nyesel, justru aku makin sayang sama kamu, seharusnya aku yang minta maaf karena nggak pernah merhatiin kamu.
Shelvy : Kamu nggak ngerti keadaannya, Rez. Kamu harus sama Nesya..
Rezza : Keadaan apa? Shel, Nesya bisa dapetin yang lebih baik daripada aku. Aku akan tetap sama kamu, Shelvy.
Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
Shelvy akhirnya pulang. Semenjak itu, Shelvy dan Rezza tak pernah bertemu lagi. Shelvy mengurung diri di kamarnya, tidak mau makan ataupun minum. Hawa menjadi semakin dingin. Apa yang terjadi?
BABAK VIII
Beberapa hari kemudian, Nesya tampak berlari ke arah Rezza yang sedang berdiri di depan majalah dinding.
Nesya : Rezza !!
Rezza : Nesya? Ada apa? Kenapa keburu-buru?
Nesya : (masih ngos-ngosan) Shelvy, Rez..
Rezza : (kaget) ada apa dengan Shelvy?!
Nesya : Shelvy masuk Rumah Sakit. Dia kambuh dan sekarang lagi diperiksa. Aku ke sini memberitahu kamu.
Rezza : Kalo begitu, ayo sekarang beragkat!
Sesampai di Rumah Sakit Sejahtera, sudah ada Papa Andre dan Mama Rita. Mereka menemui Dokter Maria.
Papa Andre : Bagaimana Shelvy, dok?
Dokter Maria : Maaf, Pak Andre, hanya ini yang bisa kami lakukan. Waktunya tak bisa lebih lama lagi..
Rezza : Nggak mungkin!
Rezza menerobos masuk ke ruang UGD, diikuti orang tua Shelvy, Nesya dan Budhe Retno, yaitu budhenya Nesya yang merawat Nesya sejak kecil.
Rezza : Shelvy!
Shelvy : Rezza.. maafkan aku ya, Ma, Pa, Nesya, Budhe. Ma, Pa, waktuku nggak banyak lagi. Aku cuma pengen Mama dan Papa mengangkat Nesya menjadi penggantiku. Nggak apa-apa kan, Budhe?
Budhe Retno : Aduh nak Shelvy.. nggak usah kayak gitu tho.. Nesya kan cuma temennya Shelvy..
Shelvy : Nesya udah aku anggep saudara sendiri, Budhe.. gimana, Ma, Pa?
Mama Rita : Iya, Shel, kami pasti akan mengabulkan permintaanmu. Nesya kan sudah sangat kenal dengan kita.
Budhe Retno : Aduh.. merepotkan Dik Rita dan Dik Andre ini jadinya.. Ya sudah, Nesya pasti juga senang tinggal sama Shelvy. Terima kasih ya Dik.. (tersenyum haru)
Papa Andre : Iya, Mbak Retno. Sama-sama.. kami nggak kerepotan kok..
Nesya : Tante, Om.. terimakasih banyak karena sudah menerima Nesya. (tersenyum bahagia). Vy, kamu emang yang terbaik. Tapi jangan tinggalin kami secepat itu, Vy..
Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
Rezza : SHELVY …. !! (berteriak kencang)
“Cahaya itu telah mati. Pandanganku gelap, mimpi yang hanya sekelebat itu sekarang menelanku. Hawa dingin akan terus berhembus.. terus.. terus..”
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.

SELESAI.....

D.   ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN UNSUR EKSTRINSIK DRAMA “UNTUK CINTA”

a.    Unsur Intrinsik

1.    Tema

a.  Tema Bawahan
  •  Kasih sayang seorang ibu
”...Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
Shelvy : (memeluk mama). Iya ma, Shelvy sayang sama mama.
Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)...”
  • Kebehongan
“…Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria...”
  • Kesalahpahaman
”...Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya...”

b.  Tema Mayor (Pokok)
     Tema pokok dalam drama “Untuk Cinta” yaitu Permintaan Terakhir Shelvy. Hal itu dapat terlihat dalam kutipan drama berikut:
“…Shelvy : Rezza.. maafkan aku ya, Ma, Pa, Nesya, Budhe. Ma, Pa, waktuku nggak banyak lagi. Aku cuma pengen Mama dan Papa mengangkat Nesya menjadi penggantiku. Nggak apa-apa kan, Budhe?
Budhe Retno : Aduh nak Shelvy.. nggak usah kayak gitu tho.. Nesya kan cuma temennya Shelvy..
Shelvy : Nesya udah aku anggep saudara sendiri, Budhe.. gimana, Ma, Pa?
Mama Rita : Iya, Shel, kami pasti akan mengabulkan permintaanmu. Nesya kan sudah sangat kenal dengan kita.
Budhe Retno : Aduh.. merepotkan Dik Rita dan Dik Andre ini jadinya.. Ya sudah, Nesya pasti juga senang tinggal sama Shelvy. Terima kasih ya Dik.. (tersenyum haru)
Papa Andre : Iya, Mbak Retno. Sama-sama.. kami nggak kerepotan kok..
Nesya : Tante, Om.. terimakasih banyak karena sudah menerima Nesya. (tersenyum bahagia). Vy, kamu emang yang terbaik. Tapi jangan tinggalin kami secepat itu, Vy..
Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
Rezza : SHELVY …. !! (berteriak kencang)
“Cahaya itu telah mati. Pandanganku gelap, mimpi yang hanya sekelebat itu sekarang menelanku. Hawa dingin akan terus berhembus.. terus.. terus..”
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.”

2.    Alur dan Plot
a.   Alur yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” adalah:
  1. Jika di tinjau dari pengarang mengakhiri cerita, alur cerita diakhiri dengan plot tertutup. Karena pada akhir cerita pengarang sudah memberikan kesimpulan kepada pembaca/ penonton. Dimana, pada akhir cerita tokoh Shelvy tersenyum bahagia di atas sana karena semua permintaannya sudah dikabulkan oleh orang-orang yang dia sayangi.
  2. Jika diamati dari suasana hati atau nasib tokoh, pada akhitr cerita  menggambarkan alur berakhir bahagia (happy ending), karena pada akhir cerita tokoh Shelvy tersenyum bahagia di atas sana, sebab dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya.
  3. Berdasarkan criteria urutan waktu, drama “Untuk Cinta” menggunakan alur maju. Karena bergerak urut dari awal hingga akhir dialog. Alur drama tersebut di mulai dari depan atau  awal, yaitu sejak Shelvy masih hidup sampai Shelvy menghembuskan nafas terakhirnya.
  4. Dari segi criteria jumlah atau kuantitasnya, dalam drama “Untuk Cinta” yaitu berplot tunggal, karena dalam cerita hanya menceritakan kisah atau konflik seorang tokoh yang bernama Shelvy.
b.   Plot
  • Tahapan Pengenalan
Bulan bersinar terang menggantikan cahaya mentari, sementara itu seseorang di sebuah kamar..
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)...
  • Tahap Pertikaian
          Tahap Pertikaian dalam drama tersebut:
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy.
Tante Dian : Apa yang dikatakan Mas Suryo itu bener, mbakyu. Mas Andre sudah memilih wanita lain, siapa itu? Si Melly, yang juga punya anak gendut jelek. Toh, masih mending mbakyu! Kalau sampai Shelvy tahu dia punya saudara tiri di kampus yang sama, aku nggak tau apa yang akan dilakukan Shelvy...
  • Tahap Puncak
          Tahap Puncak dalam drama tersebut:
(Tiba-tiba Shelvy masuk)
Shelvy : Jadi, selama ini mama membohongi Shelvy ya? (dingin dan agak nyaring) cukup ma, Shelvy udah cukup menderita (berjalan masuk kamar)
Mama Rita : Tapi Shelvy.. dengerin mama dulu, nak.. Shelvy!
Tante Dian : Sudah, mbakyu. Biarin aja, nanti dia pasti mengerti. Yang pasti, semua keputusan di tangan mbakyu. Kami pamit pulang dulu ya. (berdiri dan pergi)
(Mama Rita hanya terpaku)
  • Tahap Penyelesaian
         Tahap penyelesaian drama tersebut yaitu:
Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah. Mama Melly. Malam harinya di rumah Shelvy…
Papa Andre : Assalamualaikum, Rita.
Mama Rita : Kok kedengaran seperti Andre… oh, walaikumsalam.
Mas Andre, Shelvy, Nesya.. (setengah tak percaya)
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda.

3.    Tokoh dan Penokohan
a.    Tokoh
       Tokoh yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” yaitu :
  1. Shelvy
  2. Mama Rita
  3. Nesya
  4. Reza
  5. Papa Andre
  6. Dokter Maria
  7. Tante Dian
  8. Om Suryo
  9. Nancy
  10. Mama Meli
  11. Mama Tutik
  12. Budhe Retno
  • Tokoh utamanya, yaitu Shelvy. Karena Shelvy merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan,   baik sebagai pelaku kejadian, maupun di kenai kejadian
  • Tokoh tambahannya, yaitu Dokter Maria, Tante Dian, Om Suryo, Nancy, Mama Meli, Mama Tutik, dan Budhe Retno. Karena mreka merupakan Tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita, atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitan dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung, dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita.
  • Tokoh protagonis, yaitu Shelvy. Karena ia merupakan tokoh yang baik dan pembangun sebuah cerita.
  • Tokoh antagonis, yaitu Reza. Karena ia merupakan tokoh yang berlawanan karakter dan kehendak dengan tokoh protagonis
  • Tokoh sederhana, yaitu Mama Rita. Karena ia merupakan tokoh yang memiliki sifat yang baik dari awal hingga akhir cerita.
  • Tokoh datarnya, yaitu Nesya. Karena ia merupakan tokoh yang dari awal sampai akhir cerita tetap menunjukkan sikap kebaikannya
  • Tokoh berkembangnya, yaitu Shelfy. Ia merupakan tokoh yang cenderung menjadi tokioh yang kompleks. Hal itu disebabkan adanya berbagai perubahan dan perkembangan sifat, watak dan tingkah lakunya itu juga di mungkinkan sekali dapat terungkapkannya berbagai sisi kejiwaannya.
  • Tokoh Sentralnya, yaitu Shelfy. Karena ia merupakan tokoh yang sangat potensial dalam menggerakkan alur cerita.
  • Tokoh bawahannya, yaitu Papa Andre. Karena ia merupakan tokoh yang begitu besar pengaruhnya terhadap perkembangan alur, walaupun ia terlibat juga dalam pengembangan alur.
  • Tokoh latarnya, yaitu Dokter Maria, Tante Dian, Om Suryo, Nancy, Mama Meli, Mama Tutik, dan Budhe Retno. Karena mereka merupakan tokoh yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap pngembangan alur. Kehadirannya hanyalah sebagai pelengkap latar.
b.    Analisis Penokohan
       Penokohan yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” menggunakan pelukisan secara langsung, yang masing-masing dapat di bagi sebagai berikut:
  • Shelvy, merupakan tokoh yang  tegar. Ia berusaha menyembunyikan penyakit yang di deritanya dari orang-orang yang dia sayangi, karena Shelvy tidak Ingin mereka sedih setelah mengetahui penyakit yang di deritanya.
  • Mama Rita, merupakan seorang ibu yang sangat baik. Ia selalu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada putrinya (Shelvy). Ia akan melakukan apapun demi kebahagian keluarganya.
  • Nesya, merupakan sahabat Shelvy dari kecil. Ia sangat baik dan selalu membantu Shelvy ketika Shelvy membutuhkan bantuannya. Ia selalu ada di samping Shelvy, baik Shelvy dalam keadaan senang maupun sedih.
  • Rezza, merupakan pacar Shelvy. Ia sangat menyayangi Shelvy dan juga selalu ada di samping Shelvy, baik SHelvy dalam keadaan senang maupun sedih.
  • Papa Andre, merupakan seorang ayah yang baik. Ia sangat menyayangi putrinya. Ia akan melakukan apa saja demi kebahagiaan putrinya termasuk menuruti permintaan putrinya supaya ia pulang ke rumah dan juga mengangkat Nesya sebagai anaknya.
  • Tante Dian dan Om Suryo, merupakan tokoh yang egois dan suka memaksakan kehendaknya kepada orang lain.
  • Mama Melly, merupakan sahabat dari papa Andre. Ia sangat baik karena mau menolong dan memperbolehkan papa Andre tinggal di rumahnya
  • Nancy, merupakan anak dari mama Melly. Ia juga orangnya baik karena mau membantu Shelvy bertemu dengan papanya.
  • Dokter Maria, merupakan dokter yang baik. Dia yang merawat dan memeriksa Shelvy sejak Shelvy sakit
  • Budhe Retno dan Mama Tutik juga merupakan tokoh yang baik, karena mereka juga sayang dan perhatian kepada Shelvy.
4.     Latar atau Setting
        Latar yang terdapat dalam kutipan drama “Untuk Cinta” yaitu:
 a.     Latar Tempat
Latar tempat yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
  • Kamar Shelvy
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
  • Kantin kampus
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
  • Rumah Sakit
Shelvy terpaksa membohongi sahabat dan kekasihnya. Dia tidak ingin merepotkan orang-orang yang disayanginya. Lalu di Rumah Sakit Sejahtera, Shelvy bergegas menuju ruangan dokter Maria.
  • Rumah Shelvy
Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
  • Rumah Nancy
Setelah lama mereka bercerita dan mencari solusi, Nancy akhirnya mengajak Shelvy dan Nesya ke rumahnya. Ternyata papanya Shelvy benar ada di sana. Di rumah, mereka bertemu dengan Mama Melly.
b.   Latar waktu
      Latar waktu yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
  • Shelvy : Oh iya, Ma. Besok Shelvy ujian, bentar lagi wisuda.
  • Keesokan harinya di kampus, Shelvy memikirkan apa yang terjadi kemarin. (latar waktu dan tempat)
  • Shelvy : (bergumam) Dua bulan.. waktu yang begitu singkat untuk hal serumit ini. Apa yang harus aku lakukan? Masalah mama dan papa, Rezza dan Nesya? Rezza, yang sudah 2 tahun bersamaku, juga Nesya, sahabatku sejak kecil..
  • Keesokan harinya, setelah selesai ujian, Rezza mengajak Shelvy bertemu dengan mamanya. Sesampai di rumah, Rezza langsung memanggil mamanya. (latar waktu dan tempat)
  • Rezza : Oh iya, Ma. Jangan lupa dateng, besok Rezza sama Shelvy wisuda.
  • Beberapa hari kemudian, Nesya tampak berlari ke arah Rezza yang sedang berdiri di depan majalah dinding.
c.   Latar suasana
      Latar suasana yang terdapat dalam drama “Untuk Cinta” diantaranya adalah sbb:
    Sedih
  • Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
  • Mama Rita : Sudahlah Shelvy, percuma mama beritahu kamu (terisak). Yang penting mama ada di samping kamu saat ini dan selamanya. Ya, kan? (berusaha tegar)
  • Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
  • Shelvy : (menoleh ke Rezza) Rezza, Nesya.. aku pingin kalian jadi sepasang kekasih. Aku tak mau Rezza kesepian dan sedih. Sekarang, Shelvy mau pamit.. maaf dan makasih untuk semuanya..
    Bahagia
  • Akhirnya Papa Andre pulang kembali ke rumah Shelvy. Shelvy dan Nesya senang bercampur lega. Tak lupa mereka mengucapkan terimakasih kepada Nancy sebelum meninggalkan rumah Mama Melly.
  • Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.
    Menegangkan
  • Di rumah Shelvy, telah terjadi pertengkaran heboh antara Mama Rita, yaitu mamanya Shelvy dengan Tante Dian dan Om Suryo, yaitu om dan tantenya Shelvy. Tanpa mereka sadari, Shelvy berdiri di balik pintu, mendengar percakapan.
3.     Petunjuk Laku
       Petunjuk laku biasanya di tulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku di tulis dengan cara di beri tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku. Petunjuk laku yang terdapat dalam kutipan drama “Untuk Cinta” diantaranyaadalah sbb:
  • Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy).
  • Mama Rita : Ya sudah. Sekarang tidur, gih! Selamat malam. (berdiri dan meninggalkan kamar)
  • Shelvy : Senang ketemu tante (menjabat tangan Mama Tutik)
  • Shelvy : Ya. Terima kasih banyak ya, dok. (menyalami dokter Maria dan pergi)
  • Shelvy : Rezza, aku cuma pingin kamu bahagia (mulai terisak dan pergi)
  • Nesya : Kamu nggak apa-apa, kan, Vy? (memegang bahu Shelvy) dll.
4.     Teknik Dialog
        Teknik dialog yang digunakan dalam drama “Untuk Cinta” adalah menggunakan teknik konversi (percakapan) dimana dalam drama terbagi atas beberapa babak, dan juga percakapan dari masing-masing tokoh. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan cerpen berikut:
BABAK I
Shelvy : Saat cahaya hidupku mulai meredup, mimpi yang hanya sekelebat kabut itu menghilang sesaat.. (melamun, sambil memeluk boneka hadiah dari Rezza)
Tok.. tok.. tok..
Mama Rita : Shelvy, apa kamu sudah tidur nak? (membuka pintu kamar yang tidak terkunci) Lho, kok belum tidur? Cepet tidur, nak.. (pelan dan penuh kasih sayang, sambil menyelimuti Shelvy)
Shelvy : Ma, Shelvy mau tanya.. (Mama menoleh sambil melempar senyum) Papa ke mana, Ma?
Mama Rita : (terkejut) mmm… papa kerja di Singapore.
Shelvy : Kalau papa di Singapore, kenapa papa nggak menelpon Shelvy? Shelvy selalu mencoba telepon papa, tapi nggak pernah diangkat. Kenapa, sih Ma? (raut muka sedih)
Drama tersebut juga menggunakan Teknik Epilog yaitu menggunakan bagian penutup pada karya drama untuk menyampaikan atau menafsisrkan maksud karya drama tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan cerpen berikut:
Shelvy pergi dalam damai. Dalam lubuk hatinya, ia yakin ia telah melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang disayanginya. Dan pada kenyataannya, semua terjadi seperti permintaan Shelvy. Dari atas sana Shelvy tersenyum bahagia.
5.    Amanat
    Penyampaian amanat dalam drama tersebut yaitu secara tidaka langsung. Amanat dalam drama “Untuk Cinta” adalah:
  • Pesan Kritik Sosial
1.    Jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain, karena apa yang kita paksakan itu belum tentu baik untuk orang lain.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan drama berikut:
...Tante Dian : Nggak, mbakyu! Pokoknya mbakyu harus minta cerai sama Mas Andre. Saya nggak terima mbakyu ditelantarkan. Kasihan si Shelvy!
Om Suryo : Iya, mbakyu Rita. Demi nama baik keluarga kita, demi mbakyu, juga Shelvy...
2.    Jangan suka berburuk sangka kepada orang lain tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Hal tersebut terdapat dalam kutipan drama berikut:
Mama Melly menjelaskan semuanya panjang lebar. Ternyata Bu Melly adalah sahabat Papa Andre. Pertengkaran Mama Rita dan Papa Andre itulah penyebabnya, Mama Rita mengusir suaminya. Bu Melly adalah orang yang menolong Papa Andre dengan memperbolehkan tinggal di rumahnya. Kesalahpahaman itupun akhirnya dapat dimengerti oleh Shelvy dan Nesya. Tiba-tiba saja..
  • Pesan Religius / keagamaan
Papa Andre : Rita, maafkan Mas Andre..
Mama Rita : Iya, Mas. Maafkan Rita juga. (mereka berdua tersenyum)
Pada kutipan drama di atas, amanat yang dapat kita ambil yaitu di dunia ini tidak ada satupun manusia yang sempurna. Oleh karena itu, minta maaf lah jika merasa bersalah dan maafkan lah bila ada yang bersalah.

b.    Unsur Ekstrinsik
       Dalam drama “Untuk Cinta” ini pengarang tidak mencantumkan aspek politik, aspek ekonomi, dan aspek budaya, tetapi hanya mencantumkan aspek sosial dan aspek pendidkan.
  • Aspek Sosial
    Aspek sosial dalam drama tersebut terlihat dalam kutipan drama berikut:
Dokter Maria langsung memeriksa Shelvy di laboratorium. Setelah sekitar 20 menit..
Dokter Maria : Sebelumnya dokter minta maaf. Shelvy sepertinya menderita leukemia stadium 3.
Shelvy : (shock) ya ampun.. lalu, saya punya waktu berapa lama lagi, dok?
Dokter Maria : Kira-kira dua bulan. Ini hasil labnya.
Dari kutipan drama di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pekerjaan seorang dokter merupakan pekerjaan yang sangat mulia yaitu mengobati dan menyembuhkan orang yang sakit.
  • Aspek Pendidikan
Aspek pendidikan dalam drama tersebut terlihat dalam kutipan drama berikut:
Di kantin kampus, Shelvy, sahabatnya, Nesya dan kekasihnya, Rezza sedang menyantap bekal.
Nesya : Vy, Za, setelah makan kita kerjain tugas Bahasa Indonesia yuk!
Shelvy : Oh, tugas yang tadi itu? Oke de—uhuk.. uhuk..! (batuk darah)
Dari kutipan drama di atas, kita dapat mengetahui kalau Shelvy, Nesya, dan Rezza sedang berada di kampus untuk menuntut ilmu.

1 komentar: